Jumat 04 Oct 2019 13:28 WIB

Istana Sebut Kondisi Wamena Mulai Kondusif

Sedikitnya 11 ribu orang dilaporkan telah meninggalkan Wamena pascakerusuhan.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andi Nur Aminah
Tenaga Ahli Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Tenaga Ahli Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan kondisi di Wamena, Papua, saat ini sudah mulai kondusif. Dia menyebut konflik di Wamena pun sudah selesai.  "Wamena sudah selesai, alhamdulillah situasinya sangat terkendali, alhamdulillah hari ini orang hidup dengan baik," ujar Ngabalin kepada wartawan usai mengisi diskusi di Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).

Ngabalin mengungkapkan jika informasi soal kondisi setempat dia dapatkan dari keluarga dan kerabat dekatnya. "Saya bisa bilang begitu karena keluarga saya di sana, paman, adik ipar tinggal di sana. Mereka telepon dan memberikan kabar," kata dia melanjutkan. 

Baca Juga

Kemudian, kondisi di Jayapura pun kondusif. "Dari Jayapura juga. Ibu dan abang saya telepon. Kami ini kan orang Papua, jadi memang mendapatkan informasi dan situasi di Papua, di Wamena. Saya terimakasih sudah ditanya sehingga saya bisa menyampaikan fakta berita mutakhir tentang perkembangan Wamena dan Papua," jelas Ngabalin.

Sebelumnya, sedikitnya 11 ribu orang dilaporkan telah meninggalkan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, sejak peristiwa kerusuhan terjadi di daerah itu pada Senin (23/9) lalu hingga Kamis (19/3). Eksodus besar-besaran pendatang dan warga asli Papua dari luar Wamena itu dikhawatirkan mengganggu perekonomian wilayah di pegunungan tengah tersebut.

Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena pada 23 September menyebabkan sedikitnya 33 orang meninggal dunia dan mengakibatkan kerusakan bangunan rumah warga, kantor, kios, dan fasilitas umum. Kerusuhan itu disebut bermula dari kesalahpahaman terkait ucapan rasialis dari seorang guru di lokasi itu. Saksi mata menyatakan, kebanyakan perusuh bukan warga asli Wamena.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement