Kamis 03 Oct 2019 08:26 WIB

Pemilihan Ketua MPR Alot

Golkar dan Gerindra sama-sama merasa pantas menduduki ketua MPR.

Pimpinan Sementara MPR Ketua Abdul Wahab Dalimunthe didampingi Wakil Ketua Hillary Brigitta Lasut memimpin jalannya rapat paripurna MPR di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10).
Foto: Republika/Prayogi
Pimpinan Sementara MPR Ketua Abdul Wahab Dalimunthe didampingi Wakil Ketua Hillary Brigitta Lasut memimpin jalannya rapat paripurna MPR di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Paripurna III Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) gagal menentukan nama ketua MPR. Pemilihan ketua MPR yang sedianya dijadwalkan pada Rabu (2/10) ditunda setidaknya hingga Kamis (3/10) malam.

Penundaan itu diputuskan dalam rapat yang hanya dihadiri 376 orang dari 711 anggota DPR dan DPD RI. "Pada esok hari Kamis tanggal 3 Oktober 2019, agenda acara adalah rapat gabungan pimpinan sementara MPR dengan pimpinan fraksi-fraksi dengan kelompok DPD untuk membahas persiapan pemilihan pimpinan MPR," ucap Ketua MPR sementara Abdul Wahab Dalimunthe di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/10).

Salah satu alasan penundaan kemarin karena DPD belum menyetor nama usulan pimpinan MPR. Hingga semalam, para anggota DPD masih menggelar paripurna internal untuk memilih wakil di antara mereka.

Sesuai revisi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR/DPR/DPD/DPRD (MD3), pimpinan MPR terdiri atas ketua dan para wakil ketua yang merupakan representasi dari masing-masing fraksi dan kelompok anggota DPD yang dipilih dari dan oleh anggota MPR. Artinya, akan ada satu ketua serta sepuluh wakil ketua dari sembilan fraksi parpol dan satu kelompok DPD.

Sejauh ini, posisi ketua MPR sengit diperebutkan Fraksi Golkar dan Fraksi Gerindra sebagai dua partai politik dengan kans dan tekad paling besar. Gerindra menurunkan eks wakil ketua MPR Ahmad Muzani, sedangkan Golkar menunjuk mantan ketua DPR Bambang Soesatyo.

Ketua Fraksi Gerindra di MPR Ahmad Riza Patria mengatakan, Gerindra menginginkan posisi ketua tersebut untuk membangun kolaborasi politik di parlemen. Sejauh ini, koalisi pendukung pemerintahan terpilih pada pemilihan presiden (pilpres) 2019 lalu memang sudah mengetuai dua posisi di parlemen.

Puan Maharani dari PDI Perjuangan berhasil menduduki kursi ketua DPR. Sedangkan, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, meski bukan resmi perwakilan parpol luar, diketahui ikut mendukung pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin pada pilpres lalu.

"Apabila Ahmad Muzani menjadi ketua MPR maka tampak keseimbangan politik yang cantik, menggambarkan keberagaman pendapat di republik ini. Dengan begitu, rekonsiliasi nasional mendapatkan titik start yang baik," kata dia.

photo
Sejumlah anggota legislatif mengikuti rapat paripurna MPR di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10).

Juru Bicara Fraksi Gerindra di MPR RI Andre Rosiade juga menuding pengajuan calon ketua MPR oleh salah satu fraksi semata untuk mencegah perebutan kursi ketua umum di partai beringin. "Kalau ada masalah di internal salah satu partai politik mengenai perebutan permintaan pimpinan, diharapkan penyelesaiannya jangan berefek ke lembaga MPR RI," ujar Andre Rosiade, kemarin.

Bambang Soesatyo memang belakangan digadang-gadang bakal bertarung dengan pejawat Airlangga Hartarto merebut kursi pucuk pim pinan Golkar. Sedangkan, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, Golkar justru merasa layak memimpin MPR karena menjadi bagian penting dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Untuk mengantarkan Bambang Soesatyo menuju kursi ketua MPR, Golkar terus melakukan lobi-lobi politik. "Kita berharap bahwa upaya untuk Golkar mendapatkan alokasi kursi ketua MPR itu bisa dilobi, didapat secara musyawarah mufakat," kata Ace. Golkar juga membantah ada bagi-bagi kursi antara Bambang dan Airlangga.

Sejauh ini, Bambang Soesatyo sudah mengamankan dukungan dari Partai Nasdem. "Sudah saya katakan tadi, ketua MPR, Nasdem mendukung Saudara Bambang Soesatyo, ada kapasitas-kapabilitas yang dimiliki, ada experiment sudah, experience sudah," kata Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, kemarin.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menyebut Fraksi PPP mendukung Bambang Soesatyo. "Mas Bambang Soesatyo yang paling pas. Kita bisa lihat saat dia jadi ketua DPR RI, keterbukaannya, termasuk kesediaannya mendengarkan dan mengayomi aspirasi dari banyak pihak," ujar Arsul.

Sedangkan, Fraksi PDIP menyatakan masih menunggu perintah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait calon ketua MPR yang didukung. Menurut politikus PDIP Trimedya Panjaitan, pilihan bisa dijatuhkan kepada Bambang Soesatyo maupun Ahmad Muzani. "Jadi, kalau semuanya itu bisa saja Pak Muzani, Pak Bamsoet, tergantung menit-menit terakhirnya," kata Trimedya di Kompleks Parlemen Senayan.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengkhawatirkan perimbangan pimpinan parlemen periode ini. "Ditambah lagi semua pim pinan lembaga negara dikuasai partai pemerintah, kalau Bamsoet terpilih jadi ketua MPR berarti sudah diborong habis oleh the rulling party," kata Pangi kepada Republika, kemarin.

Ia berharap ada kekuatan penyeimbang di parlemen mendatang sehingga check and balances dapat berjalan baik. (febrianto adi saputro/arif satrio nugroho/nawir arsyad akbar, ed: fitriyan zamzami)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement