REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Peringatan Hari Batik Nasional kali ini menjadi berkah bagi para perajin batik yang tergabung dalam Pagiyuban Sekar Kenanga, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Bertepatan momentum Hari Batik Nasional ini, program Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN menyalurkan bantuan program untuk pengembangan Kampung Batik Semarang sebagai destinasi wisata unggulan.
Manager PLN Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) Jawa Tengah dan DIY, Hamsyah Tri Rohadi mengatakan, bantuan ini berupa peralatan membatik bagi para perajin paguyuban pengrajin batik 'Sekar Kenanga', Kampung Batik, Kelurahan Rejomulyo. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab sosial PLN dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Melalui pengembangan Kampung Batik Semarang sebagai wisata unggulan, harapannya juga akan membantu perekonomian warga," katanya, Rabu (2/10).
Ia juga berharap bantuan dari PLN ini dapat mendukung upaya untuk melestarikan batik sebagai karya budaya asli bangsa Indonesia. "Dari kampung ini, kami juga berharap batik terus lestari," tambah Hamsyah.
Terpisah Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, Mustohar mengatakan, peringatan Hari Batik Nasional ini menjadi momentum yang tepat untuk bersama sama menghargai suatu prestasi yang luar biasa.
Batik merupakan kearifal lokal bangsa dalam bentuk karya yang luar biasa. "Sehingga batik sudah mendapatkan legitimasi, pengakuan bahkan apresiasi di mancanegara melalui lembaga kebudayaan dunia UNESCO," ungkapnya.
Para pengrajin batik di Kelurahan Rejomulyo sebenarnya telah memulai membatik semenjak tahun 2006. Namun keberadaannya kurang mendapat perhatian publik.
Melihat potensi yang belum tergali ini, Pemerintah bersama dengan PLN membantu pengembangannya. Sebelumnya, pada tahun 2017, PLN juga memberikan pelatihan membatik kreatif kepada pengrajin Batik Semarang.
Dengan adanya pelatihan ini maka akan semakin menambah daya saing dan semangat pengrajin untuk berkreasi untuk menghasilkan produk batik unggulan. Sehingga tidak kalah bersaing dengan daerah batik di kota – kota lain seperti Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta.
“Suatu karya yang akbar tidak bisa diwujudkan sendiri, tetapi perlu kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak. Kampung batik ini bisa berkembang karena juga peran dari PLN," kata Mustohar.
Sementara itu, selain penyerahan bantuan, kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan lomba lukisan dinding (mural) dan membatik massal pada kain sepanjang 100 meter.