Rabu 02 Oct 2019 16:07 WIB

Ratusan Pelajar di Sukabumi Belajar Membatik

Pelajaran membatik diharap menumbuhkan kecintaan pelajar pada batik.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pelajar SMK 1 Kota Sukabumi belajar membatik di momen hari batik 2 Oktober 2019, Rabu (2/10).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Pelajar SMK 1 Kota Sukabumi belajar membatik di momen hari batik 2 Oktober 2019, Rabu (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ratusan pelajar SMK 1 Kota Sukabumi belajar membatik di momen hari batik 2 Oktober 2019. Mereka diberikan pelatihan langsung oleh pembuat batik dan komunitas batik di Sukabumi.

‘’Pelajar diajak membatik semangatnya sekolah bukan hanya jadi pengguna melainkan pencipta,’’ ujar Kepala SMKN 1 Kota Sukabumi, Saepurohman Udung kepada wartawan Rabu (2/9). Dalam artian kecintaan pada batik dibuktikan dengan bukan hanya memakai saja melainkan menjadi pembuat batik.

Khawatir lanjut Saepurohman, kalau dibuat orang lain gambar atau motifnya menjadi aneh-aneh. Meskipun pada awalan belajar tidak langsung berhasil. Sebabnya proses belajar biasanya dilalui dengan kegagalan.

Harapan lainnya kata Saepurohman, pelajar harus kreatif dan inovatif dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi. Ia mengatakan di sekolah ada mata pelajaran yang mendorong anak untuk berproses dalam menghasilkan produk salah satunya batik.

Dalam pelatihan ini ungkap Saepurohman, sekolah kerja sama dengan pembuat batik. Pada kesempatan itu anak-anak diberikan pelatihan mulai dari membuat hingga proses pemasaran.

Saepurohman menuturkan, harapannya setelah diberikan pelatihan membatik tumbuh kecintaan pada batik pada anak-anak. Hal ini dapat terus terjaga hingga mereka lulus dari sekolah nanti.

Pada kesempatan itu pula anak-anak SMK 1 Sukabumi juga memakai batik yang berbeda-beda sesuai yang mereka punyai. Di mana para pelajar mengekpresikan kecintaanya kepada batik dengan memakai dan membuat batik.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Jawa Barat Nonong Winarni mengatakan, pelatihan membatik ini dilaksanakan dalam rangka hari batik nasional. Akan tetapi momen ini juga dalam rangka membangun dan menciptakan kreativitas peserta didik artinya siswa dibekali dan dibina oleh keterampilan yang harapannya berguna ketika siswa yang bersangkutan ada di masyarakat.

‘’Apalagi batik jadi ikon nasioal dan akan terus dipergunakan, maka pangsa pasar peluang ekonominya besar,’’ imbuh Nonong. Ia mengatakan pelatihan ini dengan mendatangkan pelaku pembatik yang memberikan ilmu baik teori dan praktek sehingga anak-anak memiliki keterampilan yang memadai dalam membatik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement