REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar retaknya hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh kembali menyeruak. Momen dingin hubungan keduanya tertangkap kamera salah satu stasiun televisi di momen pelantikan anggota DPR/MPR kemarin. Dalam rekaman itu Megawati terlihat tak menoleh dan menyalami Surya.
Namun, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate menegaskan bahwa hubungan keduanya selama ini baik-baik saja. Retaknya hubungan antara Megawati dan Surya Paloh hanya penafsiran yang salah ditangkap oleh banyak pihak.
"Itu kan interpretasi, yang namanya tokoh-tokoh politik kan harus siap dengan berbagai interpretasi. Tapi, interpretasi yang benar Nasdem membawa gagasan atau gerakan perubahan," ujar Plate di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/10).
Ia menjelaskan, gerakan yang dilakukan oleh Partai Nasdem juga terinspirasi oleh Presiden Soekarno, yang merupakan ayah dari Megawati. Maka dari itu, momen yang terjadi antara keduanya di acara pelantikan DPR/MPR/DPD bukanlah sebuah keretakan.
"Kehadiran tokoh-tokoh nasional kita dalam sidang MPR harus kita respons dengan baik. Karena itu memberi dukungan kepada lembaga permusyawaratan rakyat," ujar Plate.
Hubungan antara petinggi partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK), juga ditegaskannya dalam suasana yang baik. Bahkan, Plate menyebut bahwa mereka semua saling menguatkan dalam situasi sekarang ini. "KIK akur, solid, kuat apalagi di situasi akhir-akhir ini di mana kita harus mambangun kekuatan untuk menyelesaikan agenda besar bangsa," ujar Plate.
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menegaskan bahwa hubungan keduanya masih baik. Menurutnya, momen itu terjadi karena banyaknya orang yang hadir pada acara pelantikan tersebut.
Hendrawan menceritakan bahwa dirinya pernah mengalami hal yang serupa. Saat dirinya tak mendapat kesempatan untuk menyalami Megawati.
"Ketika dalam komunitas yang banyak orangnya ada yang salaman, ada yang tidak itu biasa. Ini kan di-frame seakan-akan ada rivalitas antara PDIP dan Nasdem," ujar Hendrawan.