JAKARTA -- Aktivis sekaligus musisi di "Banda Neira" Ananda Badudu buka suara soal cicitan di akun Twitter @nandabadudu dengan utas bertagar #reformasidikorupsi.
Ia menyebut keresahannya dimulai sejak dua bulan lalu, saat tercetus kerusuhan di Papua yang membuatnya tergerak. "Rasanya ketidakadilan berlangsung di depan mata tetapi enggak bisa berbuat apa-apa," ujar Ananda dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Selasa (1/10).
Perasaan tidak berdaya dalam menghadapi situasi negara dengan adanya kericuhan serta tindak kekerasan membuat Ananda merasa kecewa. Ia mengutarakan kekecewaannya terhadap pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi, RKUHP, dan sejumlah undang-undang kontroversial. "Sampai kemudian banyak eskalasi dan seminggu belakangan jadi klimaks, saya merasa ini harus berbuat sesuatu apapun bentuknya," kata dia.
Ananda membantah jika dirinya merencanakan penggalangan dana melalui kampanye penggalangan dana daring "kitabisa.com" jauh-jauh hari untuk membentuk gerakan massa yang dia inginkan. "Kalau ada aksi akan menggalang dana, banyak yang tanya saya kepentingannya apa. Kayaknya saya punya massa, lembaga, untuk memobilisasi massa, tapi itu enggak sama sekali," kata Ananda.
Sebelumnya, Ananda diperiksa polisi di Polda Metro Jaya pada Jumat, 27 September 2019. Ananda diperiksa sebagai saksi perkara aliran dana kepada pengunjuk rasa dalam aksi demo yang berakhir ricuh pada 24 September 2019.