REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, proyek pembangunan Bandara Kediri rencananya akan dimulai pada Januari 2020. Pembangunan bandara tersebut diharapkannya bisa menimbulkan percepatan pengembangan wilayah di sekitarnya.
"Terutama untuk mendukung satu dari tiga Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jatim yakni Selingkar Wilis. Bandara di Kediri ini juga diharapkan akan menjadi daya ungkit pembangunan di wilayah sekitarnya seperti Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, dan Blitar," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (1/10).
Khofifah berpendapat, pembangunan Bandara Kediri ini sangat penting bagi Provinsi Jatim. Karena bisa menjadi pintu masuk untuk percepatan pengembangan di wilayah selatan Jawa Timur. Mulai pendidikan, perindustrian, perkebunan, wisata, perikanan, dan sebagainya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menyebut, Bandara Kediri nantinya akan menjadi smart airport. Dimana layanan yang disediakan semua berbasis digital dan tersambung dengan teknologi terkini.
“Dari yang kami lihat saat presentasi, bandara ini akan menjadi bagian dari smart airport dengan layanan yang terhubung dengan teknologi paling update,” ujar Khofifah.
Berbagai persiapan pembangunan Bandara Kediri, sebut Khofifah, juga terus dilakukan Pemprov Jatim. Salah satunya dengan menyiapkan pengembangan SMK Penerbangan di Kediri, sebagai bagian penyiapan SDM di bidang penerbangan.
“Kami harap anak-anak SMK Penerbangan di Kediri nantinya memiliki skill seperti pemasangan spare part pesawat dan sebagainya,” kata dia.
Terkait pembangunan bandara di Kediri, kata Khofifah, akan disiapkan lahan seluas kurang lebih 372 hektar untuk fase pertama. Rencananya bandara ini akan mampu menampung 15 juta penumpang per tahun. Selain itu bandara ini akan menjadi bandara internasional dengan panjang landasan 3.300 meter.