Senin 30 Sep 2019 22:15 WIB

Unisba Kembali Evakuasi 130 Pendemo Korban Kericuhan

Semua korban mendapat perawatan di Aula Unisba.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Israr Itah
Mahasiswa korban kericuhan saat aksi menolak RUU kontroversial di depan Gedung Sate mendapat pertolongan pertama, di Aula Kampus Unisba, Kota Bandung, Senin (30/9). Hal itu dilakukan sebagai bentuk kemanusiaan, selanjutnya korban yang harus mendapat pertolongan lebih lanjut dibawa ke rumah sakit.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Mahasiswa korban kericuhan saat aksi menolak RUU kontroversial di depan Gedung Sate mendapat pertolongan pertama, di Aula Kampus Unisba, Kota Bandung, Senin (30/9). Hal itu dilakukan sebagai bentuk kemanusiaan, selanjutnya korban yang harus mendapat pertolongan lebih lanjut dibawa ke rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan pelajar tingkat menengah dan sederajat Kota Bandung menggelar aksi unjuk rasa terkait RKUHP dan menolak revisi Undang-Undang KPK di kawasan Gedung Sate, Senin (30/9). Namun menjelang sore, kericuhan kembali terjadi di depan Gedung DPRD Jawa Barat. 

Massa pendemo yang menjadi korban kemudian banyak yang dievakuasi ke Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba). Kepala Bagian Humas Unisba, Tresna Wiwitan, membenarkan kampusnya kembali menjadi posko sementara kesehatan para demonstran yang menjadi korban unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar. Menurut Wiwit, hingga pukul 19.00 WIB korban yang dievakuasi ke Unisba berkisar 130 orang.

Baca Juga

"Ya, kami (Unisba) menjadi tempat evakuasi lagi. Jumlahnya berkisar 130 orang dan yang dirujuk ke rumah sakit enam orang," ujar Wiwit kepada Republika.co.id, Senin (30/9) malam.

Berdasarkan pantauan, kendaraan keluar masuk baik motor maupun mobil yang membawa korban ke kampus Unisba. Semua korban mendapat perawatan di Aula Unisba.

Ratusan pelajar tingkat menengah dan sederajat Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa terkait RKUHP dan menolak revisi Undang - Undang KPK di kawasan Gedung Sate, Senin (30/9). Namun, menjelang sore kericuhan, kembali terjadi di depan gedung DPRD Jawa Baratm Hal itu terjadi, karena ribuan massa aksi yang berada di depan gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) mulai berusaha masuk ke halaman depan gedung. Mereka pun  meneriakan agar gerbang DPRD Jabar dibuka.

Massa terlihat sesekali mendorong pagar agar dibuka atau dirobohkan. Satu pagar yang berada di atas selokan pun sempat roboh didorong massa. Meskipun di halaman dalam terdapat kawat berduri, tapi massa tetap teguh menumbangkan pagar tersebut.

Melihat hal tersebut, aparat tak tinggal diam. Aparat kepolisian pun berusaha memukul mundur massa yang terus melemparkan berbagai macam barang khususnya bebatuan. Polisi menembakkan gas air mata untuk memukul mundur para pendemo.

Polisi menggiring pendemo ke tiga titik. Pertama ke sebelah kanan gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) yang mengarah ke Jalan Trunojoyo. Massa yang masuk ke jalan ini terlihat masih enggan membubarkan diri meski polisi telah meminta mereka pulang.

Selain itu, polisi juga memukul mundur massa yang masuk ke Jalan Cilamaya. Jalan yang lebih kecil mempermudah aparat menekan massa yang berada di Cilamaya. Massa pun, dengan cepat mundur masuk ke arah Jalan Riau.

Namun, massa yang belum juga berhasil dibubarkan adalah yang berada di Jalan Dipenogoro. Walaupun polisi terus menembakkan gas air mata dan water cannon, massa masih coba bertahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement