Senin 30 Sep 2019 15:46 WIB

Kematian Dokter Soeko Pukulan Keras Bagi Tenaga Medis

Meninggalnya Dokter Soeko bisa melemahkan mental dokter bekerja di Wamena.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Prajurit TNI melakukan patroli keamanan di Wamena, Papua, Senin (30/9/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Prajurit TNI melakukan patroli keamanan di Wamena, Papua, Senin (30/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekerasan terhadap dokter kembali terulang, bahkan kali ini sampai menyebabkan kematian seorang dokter di Wamena. Doktter Soeko Marsetiyo (53 tahun) alumni FK Universitas Diponegoro gugur akibat kerusuhan Wamena tersebut.

"Saya tidak tahu apa yang ada di kepala orang-orang yang melakukan pembunuhan pada dokter yang memang bekerja di daerah pedalaman Papua tersebut. Info yang beredar memang macam-macam seputar penyebab kematian tetapi yang jelas memang beliau meninggal karena dibunuh dan menjadi korban pada peristiwa kerusuhan di Wamena Kabupaten Jayawijaya tersebut," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr Ari Fahrial Syam kepada Republika belum lama ini.

Baca Juga

Apa yang terjadi kepada Dokter Soeko sudah menghentikan pengabdian almarhum untuk masyarakat Wamena. Pasien-pasien yang harusnya ditolong karena sakit menjadi tidak tertolong oleh dokter yang terakhir dinas di Kabupaten Tolikara.

Meninggalnya Dokter Soeko bisa melemahkan mental dokter untuk bekerja di daerah tersebut. Terbukti beberapa dokter yang bekerja di Wamena eksodus keluar Wamena, peristiwa kerusuhan yang menyebabkan kematian puluhan orang termasuk nyawa Dokter Soeko sungguh menjatuhkan mental dokter untuk bertahan di Wamena. Sekali lagi yang akan dirugikan adalah masyarakat sendiri.

"Apalagi kita tahu bahwa kabupaten Jayawijaya sendiri masih sangat-sangat kekurangan dokter. Peristiwa ini pasti juga menjatuhkan mental dokter untuk bekerja di Kabupaten tersebut," katanya.

Prof Ari meminta Pemerintah melakukan langkah-langkah hukum dan pengamanan agar tidak terjadi pembunuhan atau kekerasan kembali termasuk kepada para petugas kesehatan di Kabupaten tersebut. Pemerintah daerah pun harus memberikan perlindungan kepada para petugas medis yang memang umumnya berasal dari luar daerah.

"Saya sangat menyesalkan dan mengutuk peristiwa pembunuhan terhadap dokter yang memang sejak 15 tahun bekerja di Papua dan sejak 2013 bekerja di Tolikara Papua," ujarnya.

Pengaruh alkohol tidak bisa menjadi alasan untuk dengan mudah menghilangkan nyawa orang. Para perusuh harus selalu ingat ketika melakukan penyerangan pada seseorang harus ingat jangan-jangan yang diserang adalah dokter yang pernah menyelamatkan jiwanya atau anggota keluarganya.

"Kita doakan agar kondisi Wamena membaik karena yang paling dirugikan adalah masyarakat jika dokter bertambah enggan lagi untuk mengabdi di Wamena karena nyawanya menjadi taruhan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement