REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Hukum dan HAM Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani, menyebut aliran eksodus warga dari Wamena, Papua memang tak terhindarkan. Dengan perkembangan kejadian yang ada di sana, ujar Dani, warga pendatang memang memilih kembali ke daerah asalnya untuk sementara waktu.
"Gelombang eksodus tak terhindarkan karena sebagian masyarakat ingin kembali ke daerah asal sementara. Pemerintah pun memfasilitas mereka dengan menyediakan hercules," ujar Dani, Ahad (29/9).
Dani menyebutkan bahwa pemerintah akan membantu pemulangan warga pendatang dari Wamena. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun, ujar Dani, selalu mengedepankan perlindungan terhadap orang asli papua (OAP) maupun pendatang yang ada di sana.
Gelombang evakuasi warga dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, terus berlanjut terkait kerusuhan yang terjadi di wilayah itu pada Senin (23/9). Lebih dari seribu warga telah meninggalkan daerah tersebut hingga Jumat (27/9) lalu.
Sejak Jumat siang, lebih dari seratus pengungsi asal Wamena tiba di Timika. Untuk sementara, mereka menempati posko pengungsian di Markas Komando Pangkalan TNI AU (Lanud) Yohanes Kapiyau Timika.
Komandan Lanud Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan, sebanyak 187 orang pengungsi dari Wamena menumpang pesawat Hercules TNI AU tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika pada Jumat pagi. Sejak Selasa (24/9), TNI AU memberikan tumpangan gratis bagi warga yang hendak keluar dari Jayawijaya.
"Diperkirakan, jumlahnya sudah menurun pada tiga hari terakhir, tetapi kenyataannya sejak pagi tadi sudah berkumpul hampir 1.500 warga yang meminta keluar dari Wamena," kata Kepala Detasemen TNI AU Wamena, Mayor PNB Arief Jadmiko di Wamena.