REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Bencana Tsunami Pandeglang pada 2018 lalu tidak hanya menimbulkan ratusan orang tewas, dampaknya bahkan masih terasa hingga berbulan-bulan berikutnya terlebih dalam hal pariwisata pantai. Sebulan pascabencana, tercatat hanya 150 orang yang mengunjungi destinasi wisata pantai di Pandeglang, berbanding jauh dengan jumlah pengunjung bulanan yang bisa mencapai 6700 orang.
Meski begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menyebut bahwa wisata pantai di Pandeglang semakin baik seiring berjalannya waktu. Upaya promosi wisata hingga pembenahan sistem mitigasi bencana diklaim menjadi intervensi Pemkab dalam menggeliatkan kembali wisata pantai yang sempat sepi peminat.
"Kita optimis mendongkrak wisata pantai ini, kemarin memang ada masalah karena bencana tsunami, tapi sistem mitigasinya saat ini sudah kita bangun supaya masyarakat tidak lagi khawatir untuk berkunjung ke pantai Pandeglang," terang Sekertaris Daerah (Sekda) Pandeglang, Fery Hasanudin, Ahad (29/9).
Dalam hal mitigasi bencana, Fery mengatakan bahwa Pemkab Pandeglang telah menbangun sistem mitigasi bencana yang lebih baik. Upaya seperti pembangunan tempat dan jalur evakuasi tsunami, pemetaan wilayah zona merah bencana hinga edukasi masyarakat terkait kebencaaan telah dilakukan untuk membangun optimisme bahwa wisata Pandeglang telah aman.
Keberadaan jalan Tol Serang–Panimbang sepanjang 83,6 kilometer yang menjadi akses penunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon juga disebutnya menjadi fasilitas penunjang wisata yang akan mendongkrak naik wisata Pandeglang.
Fery menyebut pembangunan jalan tol ini akan semakin memudahkan wisatawan karena hanya membutuhkan waktu 2 jam saja dari Jakarta jika proyek jalan ini sudah rampung.
"Kita upayakan semuanya, termasuk dalam hal investasi di objek wisata pantai ini kita permudah. Festival Tanjung Lesung yang kita adakan sejak 27 September kemarin itu juga jadi upaya kita untuk mempromosikan ke investor, terlebih juga ingin menginformasikan pada masyarakat kalau di Pandeglang sudah aman," jelasnya.
Fery berharap agar masyarakat tidak lagi khawatir untuk berwisata ke pantai Pandeglang. "Saya jamin aman untuk wisata Pandeglang sekarang, akses jalan juga sedang dibangun jadi pengunjung bisa aman dan nyaman," katanya.
Sementara Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam sambutannya pada Festival Tanjung Lesung, pada Jumat (27/9) lalu, mengatakan telah memberi perhatian khusus untuk wisata pantai di Pandeglang. Dijadikannya Festival Tanjung Lesung yang kembali masuk agenda tingkat nasional menjadi bukti perhatian pemerintah pada wisata pantai usai bencana tsunami.
Tanjung Lesung sebagai daerah terdampak tsunami pada Desember lalu saat ini disebutnya telah masuk menjadi salah satu dari tiga even pariwisata yang dimiliki Banten, selain Festival Seba Baduy dan Festival Cisadane.
"Tidak sembarang acara daerah bisa masuk menjadi acara nasional, ini bukti bahwa Pemerintah serius untuk terus meningkatkan dan mengembangkan sektor wisata Tanjung Lesung. Jari saya fight untuk recovery wisata di sini lagi, supaya widatanya semangat lagi”, kata Arief.
Lebih lanjut Arief menggatakan, akan terus mendukung pemulihan wisata Tanjung Lesung dan mengembangkan wisata di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung tersebut. Kedepannya, Arief bahkan menjanjikan pelatihan dalam mengemas event festival yang setiap tahun diadakan ini.
Lebih lanjut ia menggatakan ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata, di antaranya nilai kreativitas, komersial, serta komitmen kepala daerah dalam mengembangkan pariwisata.
"Kalau mengadakan acara tingkat nasionla itu musiknya harus diaransmen dengan baik, design baju juga, koreografi saya janjikan berikutnya didampingi koregrafer nasional sekelas Denny Malik agar bisa menampilkan yang setingkat nasional," terang Arief.