REPUBLIKA.CO.ID, KETAPANG- Tim gabungan Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa), Balai Konservasi Sumber Daya Alam Barat (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi (SKW) I Ketapang Resort Sukadana dan Yayasan IAR Indonesia terus melakukan survei untuk mencari rumah baru orang utan. Yayasan IAR Indonesia menyebut ada banyak orang utan kehilangan habitat karena adanya pembakaran hutan dan lahan.
Saat ini di Tanagapura baru ada tiga lokasi untuk tempat translokasi orang utan yakni Riam Bekinjil, Bukit Kubang dan Bukit Daun Sandar. Kepala Balai Tanagapura, Ari M. Wibawanto mengatakan saat ini pihaknya sudah menerima 7 orang utan yang ditranslokasikan. Pihaknya bersama BKSDA dan IAR Indonesia kata Ari harus terus mensurvei lokasi baru supaya tidak terjadi penumpukan orang utan di sebuah tempat.
"Langkah kami ke depan bersama para pihak terkait yaitu BKSDA Kalbar dan IAR Indonesia akan melakukan survei lokasi-lokasi lain yang cocok untuk dijadikan tempat translokasi agar populasi Orangutan tidak menumpuk di satu tempat saja," kata Ari, melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Sabtu (28/9).
Ari khawatir, bila tempat translokasi orang utan hanya di Riam Bekinjil, Bukit Kubang dan Bukit Daun Sandar, akan menimbulkan persoalan di kemudian hari. Karena translokasi menurut Ari adalah salah satu cara terakhir menyelamatkan populasi orang utan. Harusnya menurut Ari, tugas manusia adalah membantu menjaga kelestarian hutan supaya habitat orang utan dan satwa lainnya tidak terganggu.
Ari meminta masyarakat tidak lagi membakar hutan dan tidak menebang hutan sembarangan. Karena orang utan dan berbagai spesies di dalamnya berhak memiliki habitat yang layak.
"Jangan lagi membakar hutan, dan tidak melakukan perburuan liar supaya satwa liar tetap aman di dalam habitatnya," ucap Ari.