Jumat 27 Sep 2019 20:39 WIB

Relawan Sayangkan Mahasiswa Tolak Undangan Jokowi

Pertemuan antara Jokowi dan perwakilan mahasiswa dijadwalkan pada hari ini.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan yang tergabung dalam Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi menyayangkan sikap BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menolak undangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berdialog di istana. Menurut Sekjen Seknas Jokowi, Dedy Mawardi, melalui pertemuan dengan presiden justru para mahasiswa bisa menyampaikan aspirasinya secara langsung.

"Kami menyayangkan kalau adik-adik kami mahasiswa yang diundang itu tidak hadir. Karena dengan tidak hadir kan jatidak tahu apa yang sebetulnya diinginkan oleh Pak Jokowi," jelas Dedy usai bertemu dengan Presiden Jokowi, Jumat (27/9) sore.

Baca Juga

Dedy pun mengimbau perwakilan mahasiswa untuk membuka ruang dialog dengan Jokowi. Dengan dialog, ujar Dedy, diharapkankan komunikasi antara pemerintah dan mahasiswa bisa lebih baik dan tidak menyisakan ganjalan.

"Kan tentunya enggak mungkin juga di Monas dan diliput oleh media. Kita menghendaki, Pak Jokowi menghendaki, kita buka dialog seluas-luasnya sampai tuntas persoalan ini," katanya.

Kemarin, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa dirinya mengundang perwakilan mahasiswa untuk datang ke istana pada hari ini. Namun undangan presiden ini ditolak aliansi BEM SI, bila pertemuan dilakukan di Istana Negara.

"Aliansi BEM Seluruh Indonesia hanya bersedia bertemu dengan Presiden apabila dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional," ujar Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, M. Nurdiansyah, dalam pernyataan resminya, Jumat (27/9).

Selain itu, Presiden diminta menyikapi berbagai tuntutan mahasiswa yang tercantum di dalam ‘Maklumat Tuntaskan Reformasi' secara tegas dan tuntas. Nurdiansyah menegaskan, pertemuan tersebut harus menjamin bahwa nantinya akan ada kebijakan yang konkret demi terwujudnya tatanan masyarakat yang lebih baik.

Dia menambahkan, sesungguhnya setiap aspirasi mahasiswa berasal dari kantung-kantung kegelisahan masyarakat akibat tidak sesuainya kebijakan negara dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seluruh aksi demonstrasi ini tidak akan terjadi apabila negara mau membuka diri serta mampu mendengar apa yang diinginkan oleh masyarakat.

"Kami rasa tuntutan yang diajukan telah tersampaikan secara jelas di berbagai aksi dan  jalur media. Sehingga sejatinya yang dibutuhkan bukanlah sebuah pertemuan, melainkan tujuan kami adalah sikap tegas Bapak Presiden memenuhi tuntutan," jelas Nurdiansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement