Jumat 27 Sep 2019 08:28 WIB

Kepala BNPB Tinjau Dampak Gempa Ambon

Pagi ini, gempa susulan masih terjadi di Ambon.

Suasana bangunan Pasar Apung Desa Tulehu yang roboh akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Suasana bangunan Pasar Apung Desa Tulehu yang roboh akibat gempa bumi di Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Doni Monardo, Jumat (27/9) meninjau dampak gempa magnitudo 6,8 yang menguncang Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah serta Seram Bagian Barat (SBB) Kamis (26/9) pukul 08.46 WIT. Penjabat Sekda Maluku, Kasrul Selang, membenarkan, Kepala BNPB telah tiba di bandara internasional Pattimura, Jumat pagi.

Doni akan meninjau sejumlah lokasi terdampak gempa yang susulannya masih mengguncang Ambon dan sekitarnya. "Benar Kepala BNPB saat ini telah berada di VVIP Pemprov Maluku di Bandara Internasional Pattimura selanjutnya meninjau kampus Universitas Darussalam (Unidar) di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah," ujarnya.

Baca Juga

Peninjauan ke Unidar karena pasien RSUD Tulehu dievakuasi ke kampus tersebut pada Kamis (26/9). Kepala BNPB yang didampingi Gubernur Maluku, Murad Ismail bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lainnya juga dijadwalkan meninjau RSUD Tulehu, Desa Waai maupun Liang, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon.

Peninjauan Kepala BNPB ini menindaklanjuti Gubernur Maluku, Murad Ismail yang prihatin, sedih dan pusing memikirkan kondisi masyarakat. Saat terjadi bencana dia sedang berada di Jakarta. Sehingga terpaksa meminta bantuan salah seorang sahabat untuk menggunakan pesawat pribadinya agar bisa kembali segera pada Kamis(26/9) petang. Saat tiba malam harinya, langsung mengunjungi para korban di sejumlah rumah sakit dan lokasi pengungsian.

Kasrul mengatakan, Gubernur Murad yang sedang tugas dinas di Jakarta saat mengetahui gempa, maka berkoordinasi dengan Forkopimda setempat lainnya untuk mengintensifkan tanggap darurat.

Posko tanggap darurat di Kantor Gubernur Maluku yang telah mengambil langkah-langkah kebijakan untuk menangani dampak gempa. "Terpenting berkoordinasi dengan BMKG dan Stasiun Geofisika Ambon untuk secara intensif menginformasikan perkembangan gempa, termasuk menyosialisasikan tidak terjadi tsunami yang sangat meresahkan masyarakat sehingga berlarian ke daerah ketinggian di berbagai daerah," ujar Kasrul.

Data Dinsos maupun BPBD Maluku tercatat korban meninggal 20 orang, luka-luka puluhan orang, kerusakan rumah penduduk maupun infrastruktur yang sedang didata. Sedangkan, guncangan gempa susulan masih terjadi hingga Jumat pagi.

BMKG mencatat gempa magnitudo 3,6 pada Jumat pagi, pukul 05.26 WIT dengan lokasi 1.48 Lintang Selatan - 129.04 Bujur Timur dengan kedalaman 10 Km. Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa 155 KM Utara Wahai, kabupaten Maluku Tengah dan 156 Km Timur Obi, Provinsi Maluku Utara.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement