Jumat 27 Sep 2019 05:20 WIB

167 Desa di Sragen Gelar Pilkades

Pilkades tersebut diikuti sebanyak 465 calon kepala desa.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agung Sasongko
Pilkades
Foto: ROL
Pilkades

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN - Sebanyak 167 Desa di Kabupaten Sragen menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2019, Kamis (26/9). Pilkades tersebut diikuti sebanyak 465 calon kepala desa.

Berdasarkan informasi dari Bagian Pemerintahan Desa Setda Pemkab Sragen menyebutkan, dari jumlah peserta pilkades terdapat 125 kades petahana, dan 46 calon kades perempuan. Selain itu, terdapat 62 mantan kades yang kembali mendaftar sebagai kades.

Peserta lainnya terdiri atas PNS/pensiunan, guru, bidan, perangkat desa, wiraswasta, hingga tani. Sedangkan dari tingkat pendidikan calon kepala desa terdiri atas lulusan S2, S1, D3, SMA/Paket C, bahkan ada calon kades berpendidikan SLTP/Paket B.

Kepala Bagian Pemerintahan Desa Setda Pemkab Sragen, Hiladawati Azirah, mengatakan, pemungutan suara berlangsung di 561 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 584.484 jiwa. "Pemungutan suara berlangsung lancar, langsung dipantau Bupati, Wakil Bupati dan Forkompinda," jelasnya kepada wartawan.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyatakan bersyukur karena antusiasme warga yang dianggap luar biasa. Setelah selesai pemungutan suara, sebagian besar warga ingin turut menyaksikan hasil perhitungan.

"Secara umum alhamdulillah lancar. Kami berharap dari proses pilkades akan terpilih pemimpin desa yang terkualifikasi, amanah, dan jujur. Setelah ini PR-nya ya memang rekonsiliasi, harapannya tidak ada gugatan," ucap Bupati.

Dari 167 desa yang menggelar Pilkades, terdapat satu desa yang memiliki calon kades paling banyak, yakni Desa Taraman di Kecamatan Sidoharjo. Jumlah calon kades mencapai lima orang. Hal itu dinilai menunjukkan minat masyarakat untuk menjadi kepala desa tergolong tinggi.

Di sisi lain, Bupati menegaskan mengenai kinerja Satuan Tugas (Satgas) Anti Money Politic serius dalam Pilkades serentak kali ini. Satgas menunggu laporan dari masyarakat. Beberapa waktu lalu, Bupati Yuni mendengar warga mengatakan ada calon kades yang bermain politik uang. Namun, warga tersebut tidak berani menunjukkan calon kades yang dimaksud.

"Kalau ada, tunjukkan nanti kami proses. Kalau tidak ada laporan, kami tidak bisa memproses. Sampai ahri kni kita blm ada lapiran. Bagi saya selama tidak ada yang lapor berarti tidak ada money pilitic," pungkasnya.

Sementara itu pemungutan suara di Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, diwarnai kabar duka. Seorang warga, Sadinem (70), meninggal dunia seusai memberikan hak suara. Danramil Tangen, Kapten Suhardi, mengatakan, Sadinem ambruk di TPS seusai memberikan hak suaranya. "Korban sempat mengeluhkan dadanya sesak. Tapi nekat berangkat ke TPS karena jarak dari rumahnya hanya 300 meter. Kemudian ambruk dan meninggal saat akan dibawa ke Puskesmas," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement