REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat DKI Jakarta diminta untuk tidak mudah terpancing dengan kabar yang tersebar melalui media sosial (medsos) yang belum terkonfirmasi. Sebab, hal tersebut justru tak jarang menyebarkan berita tidak benar sehingga memicu konflik di masyarakat.
"Kami juga minta agar jangan menyebarkan berita kabar yang juga tidak terkonfirmasi dengan benar," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Kamis (26/9).
Menurut Anies, banyak kabar yang simpang siur mengenai kericuhan dalam demonstrasi mahasiswa dan pelajar saat unjuk rasa berturut-turut sejak Senin (23/9) hingga Rabu (25/9) yang cepat menyebar melalui medsos meski kabar itu belum tentu benar. "Kecepatan pergerakan informasi sangat cepat dan belum tentu yang beredar dan berkembang merupakan informasi yang menggambarkan kenyataan," ujar Anies.
Karena itu, Anies mengajak pada semuanya elemen masyarakat terutama mahasiswa untuk tidak terbawa dengan kabar yang belum dikonfirmasi karena akan berujung pada adu argumentasi tanpa ada tujuan yang jelas. "Lagi-lagi jangan terpancing untuk berdebat beradu argumentasi dan adu domba tanpa ada tujuan yang jelas, mari kita bangun suasana yang tenang," ucapnya.
Aksi demonstrasi terjadi di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia dalam tiga hari terakhir, yakni Senin (23/9), Selasa (24/9) dan Rabu (25/9) di gedung-gedung legislatif untuk menuntut pembatalan RUU KUHP, UU KPK dan undang-undang lainnya. Akibat rangkaian aksi demonstrasi di Jakarta oleh mahasiswa dan siswa SMK hingga malam hari yang berujung ricuh, ruas jalan Gatot Soebroto, jalan tol Dalam Kota, beberapa ruas jalan lainnya dan operasional di stasiun terdekat yakni Palmerah terganggu serta beberapa fasilitas mengalami kerusakan.