Kamis 26 Sep 2019 19:30 WIB

Selain ISPA, Asap Karhutla Juga Sebabkan Iritasi Mata

Masyarakat diminta membuat ruangan aman asap.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Sebuah pesawat udara bersiap lepas landas di Bandara Sultan Thaha yang diselimuti kabut asap karhutla, Jambi, Senin (23/9/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Sebuah pesawat udara bersiap lepas landas di Bandara Sultan Thaha yang diselimuti kabut asap karhutla, Jambi, Senin (23/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tak hanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Tetapi juga penyakit lainnya seperti influenza hingga iritasi mata.

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Ahmad Yurianto mengungkap dampak kesehatan yang menonjol selama karhutla, selain influenza dan ISPA adalah iritasi mata. 

"Karena asap itu partikel debu yang bisa mengganggu mata, kemudian setelah itu baru iritasi pernapasan influenza. ISPA itu dampak lanjutan, ketika daya tahan tubuh rendah," katanya di diskusi FMB 9 bertema Penanganan Kesehatan, Pendidikan, dan Sosial Bencana Karhutla, di Jakarta, Rabu (25/9).

Kendati demikian, ia tidak merinci berapa jumlah penderita iritasi mata selama karhutla 2019. Yurianto menyebut kelompok yang rentan terkena polutan saat karhutla ini adalah orang yang memiliki cacat jantung dan paru-paru lemah. 

"Penderita jantung dan paru yang lemah dan fungsi parunya terlalu berat untuk dirinya pasti terkena terlebih dahulu. Urutannya tidak berdasarkan umur dan gender, tapi kekuatan parunya," ujarnya.

Ia mengklaim, Kemenkes sudah bertindak langsung untuk menangani kesehatan warga di daerah terdampak karhutla. 

"Kemenkes sudah mengantisipasinya karena ini kejadian tiap tahun berulang. Kemenkes sudah menyiapkan penanganan kesehatan masyarakat, terkait dengan dampak kesehatan karena bencana semacam ini," katanya.

Dia menambahkan, Kemenkes telah membuat surat edaran agar semua fasilitas kesehatan di daerah potensi adanya bencana untuk siaga sejak awal kemarau. Kemudian, pihaknya melalui dinas kesehatan meminta masyarakat mencegah kasus ini.

"Yang kedua kita sampaikan hindari asap, pada skala safe. Kami (dinas kesehatan) mengajarkan untuk membuat ruangan aman asap. Yang utama adalah untuk mencegah dampak negatif asap," ujarnya.

Karena itu pihaknya melakukan kampanye agar masyarakat menghindari asap. Untuk safety safe mengajarkan masyarakat untuk membuat ruangan aman asap. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement