Jumat 27 Sep 2019 00:41 WIB

Masyarakat Diminta Waspadai Kelangkaan Air

Kecamatan Dlingo, Bantul yang sudah tidak hujan selama 169 hari.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Areal lahan sawah milik petani yang mengalami kekeringan di Bukit Pathuk Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Foto: Humas Pusdatin Kementan.
Areal lahan sawah milik petani yang mengalami kekeringan di Bukit Pathuk Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DI Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan, hampir seluruh DIY hingga saat ini belum turun hujan. Dengan ini, seluruh DIY diperkirakan masih mengalami musim kemarau.

Stasiun Klimatologi BMKG DIY mencatat, ada tiga daerah yang paling tinggi tidak turun hujan hingga 20 September. Daerah tersebut yakni Kecamatan Dlingo, Bantul yang sudah tidak hujan selama 169 hari.

Selain itu, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul dan Kecamatan Panjatan, Kulonprogo tidak turun hujan selama 156 hari. Untuk itu, masyarakat diminta untuk waspadai dampak kekeringan yakni kelangkaan air.

"Yang harus diwaspadai dampak kekeringan. Sehingga masyarakat harus hemat air," kata Reni kepada Republika, Rabu (25/9).

Ia juga meminta masyarakat dalam hal ini petani agar dapat menyesuaikan pola tanam. Bahkan, karena kekeringan yang saat ini terjadi, potensi kebakaran lahan juga dapat terjadi.

Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko juga pernah mengatakan agar petani dapat mengolah tanahnya di musim kemarau ini. Hal ini dilakukan agar pada saat hujan turun nanti, lahan sudah dapat digunakan.

Di beberapa wilayah di DIY pun, lanjutnya, audah ada petani yang mengolah tanahnya sendiri. "Saat ini masih proses pengolahan tanah. Diolah dari sekarang biar tanahnya sudah siap nanti ditanami," kata Sasongko kepada Republika beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement