Kamis 26 Sep 2019 17:35 WIB

Empat Jenazah Korban Kericuhan Wamena Tiba di Padang

Jenazah korban kericuhan Wamena langsung dibawa ke Pesisir Selatan untuk dimakamkan.

Peti jenazah warga Sumbar yang meninggal karena kerusuhan di Wamena Papua sampai di Bandara Internasional Minangkabau, Sumbar, Kamis (26/9).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Peti jenazah warga Sumbar yang meninggal karena kerusuhan di Wamena Papua sampai di Bandara Internasional Minangkabau, Sumbar, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Empat peti jenazah korban kericuhan Wamena, Kota Jayapura, Papua, telah tiba di VIP Bandara Internasional Minangkabau, Sumatra Barat, Kamis. Wakil Gubernur Nasrul Abit kemudian menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga yang diwakili oleh Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni.

"Kami turut berduka. Kami serahkan empat peti jenazah pada Pemkab Pesisir Selatan," kata Nasrul di Padang, Kamis.

Baca Juga

Nasrul berpesan agar jenazah almarhum Hendra, Jepriantoni, Linda, dan Ibnu langsung dimakamkan secepatnya setiba di kampung halaman. Bupati Pesisir Selatan menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan Pemprov Sumbar dan Baznas hingga jenazah warganya bisa dipulangkan.

"Kami langsung bawa ke Pesisir Selatan," katanya.

Pemkab Pesisir Selatan telah menyediakan delapan ambulans untuk membawa jenazah hingga ke rumah duka. Sementara itu, Ketua Baznas Sumbar Syamsul Bahri Khatib menyerahkan bantuan senilai Rp 64 juta kepada perwakilan keluarga untuk peti jenazah yang digunakan membawa jenazah dari Papua.

Sementara itu, jenazah dr Soeko Marsetiyo (53), korban meninggal dalam aksi demo anarkis di Wamena, Papua, dievakuasi ke Jayapura. Jenazah dr Soeko rencananya akan dimakamkan di Yogyakarta.

Sekretaris Dinas Kesehatan Papua dr Silvanus Sumule mengatakan, jenazah dokter yang sudah mengabdi selama 15 tahun di pedalaman Papua itu dievakuasi menggunakan pesawat Hercules TNI AU. "Dunia kesehatan berduka dan berharap tidak ada lagi tenaga medis yang menjadi korban," ucapnya, Kamis (26/9).

Dr Sumule mengatakan, almarhum dr Soeko ditemukan terluka dan sempat dilarikan ke RSUD Wamena, namun nyawanya tidak tertolong. Berdasarkan laporan, korban saat itu dihadang dan dianiaya pendemo seusai memeriksa warga di Wamena.

Pada Rabu *25/9), perempuan dan anak-anak warga pendatang di Wamena, Jayawijaya, Papua, terus mengantre untuk dievakuasi meninggalkan wilayah tersebut. Sejauh ini, meski kerusuhan sudah mereda, warga setempat menuturkan bahwa kondisi masih mencekam sejak Senin (23/9) lalu.

“Masih terus bergolak ini di Wamena, semuanya masih berjaga-jaga,” kata Pardjono, seorang pegawai negeri yang tinggal di Wamena kepada Republika, Rabu (25/9).

Saat ini, Pardjono mengatakan, ia tengah mengungsi bersama sekitar 100 warga pendatang lainnya di Kompleks AURI di Wamena. Sementara pengungsi lainnya, menurut dia banyak yang tinggal di kodim dan polres setempat, serta gereja-gereja dan masjid-masjid.

Ia menuturkan, warga mulai mengungsi begitu terjadi pelemparan dan pembakaran oleh siswa-siswi SMK yang melakukan aksi unjuk rasa menolak rasialisme di Wamena pada Senin. “Jadi, kita semua langsung bawa mobil dan motor bersama keluarga pergi ke kodim, polres, ada juga yang ke Masjid Nurul Hidayat,” kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement