REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan hingga pukul 15.00 WIB tercatat enam orang meninggal dan empat orang luka-luka akibat gempa magnitudo 6,8 di Ambon, Maluku. Gempa mengguncang Ambon pada Kamis (26/9) pada pukul 06.46 WIB.
"Korban meninggal dan korban luka karena tertimpa runtuhan gedung," kata Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo di Jakarta, Kamis.
BNPB mengatakan, masih ada kemungkinan jumlah korban bertambah dari kejadian tersebut. Sementara itu empat rumah, tiga fasilitas pendidikan, dua tempat peribadatan, tiga perkantoran, satu jembatan, dan satu fasilitas umum mengalami kerusakan.
Agus mengatakan, gempa dengan kedalaman 10 kilometer tersebut mempunyai intensitas kuat dengan MMI 6-7 . Saat ini, sebagian warga Kota Ambon dan sekitarnya mengungsi ke kawasan dataran tinggi karena khawatir tsunami datang.
Kepala Stasiun Geofisika Ambon Sunardi telah menyampaikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Menurut hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi di Ambon pada Kamis pagi berdasarkan informasi awal magnitudonya 6,8 dan kemudian dilakukan pemutakhiran menjadi 6,5.
Getaran gempa itu dirasakan di daerah Kairatu, Haruku, Tihulae, Latu, dan Ambon. Dia mengatakan pemerintah daerah telah membangun posko-posko untuk membantu korban yang terdampak. Dia mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terutama jika rumah mereka tidak anti-gempa.