REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BOGOR -- Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan sejumlah fasilitas umum rusak akibat gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Ambon, Maluku pada Kamis (26/9) pukul 06.46 WIB.
"BNPB terus melakukan pemutakhiran dampak gempa yang dihimpun Pusat Pengendalian Operasi," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Agus mengatakan gempa telah menyebabkan kerusakan sambungan Jembatan Merah Putih, jembatan kabel pancang yang ada di Kota Ambon, dan sejumlah gedung yang ada di Universitas Pattimura, Ambon.
Gedung-gedung yang rusak di Universitas Pattimura, yaitu gedung rektorat, auditorium, dan kampus Jurusan Kehutanan. Kerusakan juga terjadi di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon yang menyebabkan satu orang luka-luka yang sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Sejumlah kantor pemerintahan juga mengalami kerusakan, yaitu plafon gedung Balai Latihan Kerja Ambon, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, dan Dinas Sosial Provinsi Maluku," tuturnya.
Gempa juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum dan tempat ibadah, yaitu Pasar Apung di Negeri Pelau, Kabupaten Maluku Tengah; jalan utama menuju dermaga kapal ferry Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah; bangunan pusat perbelanjaan Citi Mal; sebuah masjid di Gunung Malintang, Kota Ambon; dan Gereja Rehoboth, Kota Ambon.
Selain itu, sejumlah rumah penduduk juga dilaporkan rusak, yaitu dua rumah rusak berat di Desa Toisapu, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon; dan satu rumah di Hative Kecil, Kota Ambon.
Gempa dengan magnitudo 6,5; yang sebelumnya dilaporkan magnitudo 6,8; mengguncang wilayah Maluku pada Kamis, pukul 06.46 WIB pada kedalaman 10 kilometer, pada 40 kilometer Timur Laut Ambon.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis gempa susulan dengan magnitudo 5,6 pada pukul 07.39 WIB dengan kedalaman 10 kilometer di 18 kilometer Timur Laut Ambon.
"BNPB mengimbau warga selalu waspada terhadap gempa-gempa susulan dan tidak terpancing dengan informasi palsu yang dapat menimbulkan kepanikan maupuun ketakutan," kata Agus.
Agus mengimbau masyarakat mengacu pada informasi resmi yang bersumber dari pemerintah daerah setempat, BMKG, BPBD, maupun BNPB.