REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dokter Soeko Marsetiyo (53 th) yang sehari-hari bertugas di Kabupaten Tolikara menjadi korban demo anarkis di Wamena, Papua, Senin (23/9). Setelah sempat dirawat di RSUD Wamena, ia akhirnya meninggal dunia akibat luka yang disebabkan benda tajam.
Sekretaris Dinas Kesehatan Papua Silvanus Sumule, Rabu (25/9) malam mengakui dokter Soeko yang selama 15 tahun bertugas di pedalaman Kabupaten Tolikara ditemukan Senin (23/9) terluka parah sesaat setelah demo terjadi.
Dari laporan yang diterima terungkap korban mengalami luka-luka cukup serius dan sempat dirawat di UGD RSUD Wamena, namun nyawanya tidak tertolong.
Jenazah dokter Soeko dijadwalkan Kamis (26/9) dievakuasi ke Jayapura dan akan langsung dibawa ke RS Bhayangkara.
"Belum dipastikan kapan jenazah dievakuasi ke kampung halamannya karena masih akan menghubungi keluarganya," jelas dokter Sumule.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal secara terpisah mengakui, demo anarkis di Wamena yang terjadi Senin (23/9) menyebabkan ratusan bangunan rusak dan dibakar baik milik pemerintah maupun swasta dan warga sipil.
Tercatat 29 orang meninggal dunia yang sebagian besar akibat tidak sempat menyelamatkan diri saat rumah atau ruko mereka dibakar pendemo serta puluhan orang mengalami luka-luka.
Saat ini para korban yang mengalami luka-luka dievakuasi ke Jayapura untuk mendapat perawatan, tambah Kombes Kamal.