Selasa 24 Sep 2019 20:44 WIB

AMP Tuding Polri dan TNI Sebarkan Fitnah

Fitnah tersebut, pelajar dan mahasiswa Papua menyerang warga pendatang.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Pengendara melintasi Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).
Foto: Antara/Marius Wonyewun
Pengendara melintasi Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menolak semua tudingan TNI maupun Polri yang menyebut organisasi tersebut sebagai pihak yang membuat kerusuhan di Jayapura, Papua, Senin (23/9). AMP menuding Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan fitnah lantaran menyebut para pelajar dan mahasiswa Papua yang melakukan penyerangan terhadap warga pendatang. 

Sekretaris Umum AMP Albert Mungguar menegaskan, masyarakat di Papua tak punya persoalan dengan para pendatang. Ia menjamin keselamatan para suku-suku lain dari luar Papua, yang menjadikan Bumi Cenderawasih sebagai tanah dan ladang pencarian nafkah.

Baca Juga

“Rakyat Papua tidak menyasar rakyat pendatang. Kami menghargai mereka (pendatang). Mereka bersama-sama kami sebagai keluarga,” kata dia saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (24/9). 

Albert menegaskan, pernyataan kapolri bahwa AMP melakukan penyerangan terhadap petugas dan warga pendatang tidak benar. Faktanya, menurut Albert, pihak keamanan yang memprovokasi rakyat Papua, dan melakukan tindakan represif terhadap siapapun di Papua yang melakukan aksi turun ke jalan dalam demonstrasi. 

“Kita bisa lihat penyerangan terhadap pendatang tidak pernah ada dilakukan warga Papua. Ini lagi-lagi Indonesia menggiring opini berbahaya,” terang dia. 

Menurut Albert, tuduhan tersebut warga Papua menyerang pendatang adalah provokasi berbahaya yang dapat memicu konflik antara lokal dan pendatang. Karena itu Albert meminta agar warga Papua maupun pendatang di Bumi Cenderawasih agar saling menjaga.

Dia juga meminta agar tak termakan aksi provokasi yang dapat memicu konflik antar warga. “Aksi kami adalah aksi spontan warga Papua. Bukan untuk menyerang dan mengusir warga dan kawan-kawan pendatang. Kami minta tidak ada yang terpancing dengan isu-isu yang disebarkan militer Indonesia untuk kita bermusuhan. Kami menghargai mereka (pendatang),” kata dia.

Pernyataan Albert tersebut menanggapi pernyataan TNI dan Polri yang menyebut insiden kerusuhan di Waena Expo dilakukan kelompok pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam AMP dan melakukan penyerangan terhadap petugas dan warga pendatang. Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dalam konfrensi persnya di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (24/9) mengatakan aksi penyerangan dilakukan dengan pelemparan batu ke arah petugas, dan rumah-rumah warga pendatang di Jayapura.

“Sekitar dua ribuan orang lebih itu tiba-tiba melakukan aksi anarkis. Ada yang melempar batu ke toko-toko yang ada di sekitar. Terutama ke warga Papua pendatang. Sampe di kantor bupati merusak kantor bupati, merusak fasilitas-fasilitas lainnya. Temrausk mobil dan sepeda motor dibakar, dan melakukan kekerasan yang mematikan kepada terutama masyarakat Papua pendatang,” kata Tito.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement