REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak tiga mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa di Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura, Kota Jayapura, tewas. Polisi menduga korban tewas karena peluru karet.
"Dugaan peluru karet, tetapi harus diautopsi dulu. Tim DVI masih melakukan pengecekan identitasnya. Penyebab masih didalami tim DVI," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/9).
Selain tiga tewas, 20 mahasiswa juga mengalami luka-luka akibat kericuhan saat pengangkutan mahasiswa pengunjuk rasa dilakukan.
Dedi Prasetyo menuturkan, awalnya massa akan dipindahkan ke daerah Expo Waena menggunakan truk dan bus umum dengan dikawal aparat keamanan. Sebab demo di depan Auditorium Uncen Abepura tidak diizinkan.
Dedi mengklaim pengangkutan itu awalnya berlangsung damai. Tetapi kemudian sebagian dari ratusan mahasiswa yang pulang dari luar Papua membacok satu aparat TNI Praka Zulkifli sebagai pengemudi truk dinas hingga gugur. Setelah itu, masih kata Dedi, mereka menyerang personel polisi yang mengawal massa.
Sebanyak enam personel Brimob luka berat karena benda tumpul, batu dan bacokan senjata tajam. Setelah itu, Dedi menyebut situasi dinilai mengkhawatirkan untuk aparat keamanan dan masyarakat sehingga personel Brimob mengambil tindakan melumpuhkan para mahasiswa yang melakukan aksi anarkis.
Ia menegaskan, tidak terdapat korban dari masyarakat dalam peristiwa itu. "Saat ini anggota TNI, Polri dan mahasiswa yang luka dirawat di RS Bhayangkara. Yang meninggal akan diidentifikasi," kata dia.