Selasa 24 Sep 2019 00:32 WIB

Tanggapan Masyarakat Terkait Jalur Khusus Sepeda

Keberadaan jalur khusus sepeda itu nantinya dapat berfungsi dengan baik.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Esthi Maharani
Pengendara sepeda melintasi jalur sepeda di Jalan Pemuda, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (19/9/2019).
Foto: ANTARA
Pengendara sepeda melintasi jalur sepeda di Jalan Pemuda, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (19/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang membangun jalur khusus sepeda pada tahun 2019 dengan target mencapai 63 kilometer. Namun, pembangunan ini mendapat berbagai tanggapan dari kalangan masyarakat.

Salah satunya Indra Rahman. Pegawai karyawan swasta ini menyambut positif rencana Pemprov DKI Jakarta tersebut. Indra mengatakan, dengan adanya jalur khusus sepeda dapat mempermudah para pengguna sepeda saat melintas di jalanan Ibu Kota. Khususnya di jalan protokol.

"Bagus ya kalau ada jalur khusus sepeda seperti itu," kata Indra saat ditemui Republika di Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Senin (23/9).

Hal senada juga diungkapkan oleh Wulan Jayanti. Perempuan yang aktif bersepeda ini menyebut, keberadaan jalur khusus sepeda memang dibutuhkan bagi para pengendara sepeda.

Sebab, kata dia, keberadaan para pesepeda kerap kali cukup berbahaya ketika melintas di ruas jalan yang padat dengan kendaraan bermotor. "Dulu saya hampir diserempet mobil waktu bersepeda di daerah Pluit. Jadi kalau ada jalur khusus sepeda, saya sangat mendukung sekali," kata Wulan.

Ia pun berharap, keberadaan jalur khusus sepeda itu nantinya dapat berfungsi dengan baik. Artinya, tidak ada kendaraan bermotor yang menyerobot memasuki jalur khusus sepeda.

"Kalau motor masih nyelonong masuk (ke jalur sepeda) sih ya sama saja bohong. Jalur khusus sepeda itu jadi enggak berfungsi dengan semestinya," imbuh dia.

Namun, tanggapan berbeda datang dari masyarakat lainnya. Yulius Hartanto menyebut, dirinya tidak setuju dengan adanya jalur khusus sepeda yang menggunakan sedikit bagian dari badan jalan. Ia menilai, keberadaan jalur itu cukup mengganggu kendaraan bermotor yang melintas. Terutama di ruas jalan yang padat dan macet.

"Enggak ada ini (jalur sepeda) saja biasanya sudah macet, apalagi ada," ucap laki-laki yang akrab disapa Tanto itu.

Tanto justru mengusulkan agar jalur khusus sepeda dibuat di trotoar. Sehingga tidak memakan badan jalan. Menurut dia, hal itu juga tidak akan membahayakan pengendara sepeda, karena berada di jalur yang berbeda dengan kendaraan bermotor.

Berdasarkan pantauan Republika, jalur khusus sepeda yang berada di sepanjang Jalan Pemuda hingga Jalan Pramuka saat ini hanya dibatasi menggunakan pembatas jalan berbentuk segitiga. Masing-masing pembatas itu disambung menggunakan tali. Kedua jalan itu merupakan pembangunan tahap pertama yang sedang diujicoba pengggunaannya sejak 20 September hingga 11 Oktober.

Namun, meski telah diberi pembatas, para pengendara sepeda motor masih tetap melintas di jalur khusus sepeda itu. Bahkan, beberapa pengendara sampai menaruh pembatas tersebut ke pinggir karena kondisi jalanan saat itu sangat padat dan macet. Tak jarang pula beberapa bajaj dan sepeda motor terlihat terparkir di jalur khusus sepeda itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement