REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) memulai operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) atau hujan buatan menyasar wilayah Jambi untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan pada Senin, (23/9). Operasi itu didukung TNI AU yang menerbangkan pesawat Hercules C 130.
“TMC segera dioperasikan untuk mengatasi karhutla di Jambi yang saat ini cukup parah. Anda bisa peroleh informasi viral langitnya bahkan merah," kata kepala BPPT, Hammam Riza dalam siaran pers, Senin (23/9).
Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA BPPT) Yudi Anantasena mengatakan, penerbangan penyemaian akan segera dilaksanakan jika terpantau potensi awan. Jika ada potensi awan hari ini, maka akan diterjunkan tim dari Posko Pekanbaru.
"Esok hari, akan dibuka Posko di Palembang untuk operasi TMC di Jambi termasuk penanganan Karhutla di wilayah Sumatra Selatan," ujarnya.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Yudi, potensi awan beberapa hari ke depan akan mulai membaik. Potensi awan akan dioptimalkan dengan TMC mengingat kebutuhan hujan sangat tinggi untuk mengatasi karhutla.
Kepala BBTMC-BPPT, Tri Handoko Seto menjelaskan timnya akan melakukan strategi memulai penyemaian menggunakan kapur tohor (CaO) di pagi hari untuk mengurai dan menipiskan asap dan siang hari melakukan penyemaian NaCL. Kapur tohor tujuannya supaya mengurangi kepekatan asap sehingga memudahkan pertumbuhan awan-awan potensial di daerah Jambi sekitarnya.
"Setelah awan-awan terpantau, baru di siang hingga sore harinya melakukan penyemaian menggunakan garam NaCl untuk menurunkan hujan," ujar dia.
Ia menyebut operasi TMC hari ini di Jambi memasuki hari pertama. Kendati demikian, pihak BBTMC-BPPT optimis hingga beberapa hari ke depan kondisi cuaca akan mendukung pelaksanaan TMC penanggulangan Karhutla.
"Dengan digelarnya operasi TMC di 4 posko di Sumatra dan Kalimantan ini, kami menargetkan bahwa dalam seminggu ke depan asap karhutla ini bisa reda," ucapnya.