Ahad 22 Sep 2019 18:24 WIB

BPBD: Titik Api Kembali Muncul di Lereng Selatan Slamet

Bupati Banyumas sempat menyatakan Karhutla di Gunung Slamet padam Sabtu (21/9) malam.

Kobaran api yang membakar hutan pinus di lereng bagian timur Gunung Slamet pada petak 58a, terlihat dari Desa Serang, Karang Reja, Purbalingga, Jateng, Kamis (12/9/2019).
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Kobaran api yang membakar hutan pinus di lereng bagian timur Gunung Slamet pada petak 58a, terlihat dari Desa Serang, Karang Reja, Purbalingga, Jateng, Kamis (12/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas menyatakan titik api tanda kebakaran hutan kembali muncul di lereng selatan Gunung Slamet.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, titik api kembali muncul di sekitar Pos IV atau daerah Plawangan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ahad (22/9) petang.

Ia mengatakan hal itu saat dikonfirmasi Antara terkait dengan pernyataan Bupati Banyumas Achmad Husein saat memberi sambutan dalam acara Festival Grebeg Suran Baturraden maupun ketika ditemui wartawan di sela acara yang digelar di Lokawisata Baturraden pada Ahad siang tersebut.

Ketika itu, Bupati Achmad menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lereng selatan Gunung Slamet yang masuk wilayah Kabupaten Banyumas telah padam pada Sabtu (21/9) malam.

Terkait dengan pernyataan bupati tersebut, Ariono mengakui bahwa karhutla di lereng selatan Gunung Slamet dapat dipadamkan pada Sabtu (21/9), sekitar pukul 22.00 WIB.

"Namun berdasarkan laporan yang kami terima pada pukul 16.00 WIB, api kembali muncul di sekitar Pos IV," katanya.

Dengan demikian, kata dia, pernyataan yang disampaikan Bupati Banyumas saat acara Festival Grebeg Suran Baturraden itu, berdasarkan laporan yang diterima pada Ahad pagi.

Ia mengatakan kondisi medan yang berat dan sulit terjangkau sinyal telekomunikasi mengakibatkan sistem pelaporan tentang perkembangan di lokasi kebakaran hutan disampaikan secara manual.

"Kami baru bisa mendapatkan laporan perkembangan di lapangan setelah ada petugas yang turun karena lokasinya tidak terjangkau sinyal telekomunikasi. Seperti laporan perkembangan yang terjadi tadi malam (21/9), baru kami terima di posko setelah ada petugas yang turun sekitar pukul 04.00 WIB," katanya.

Pihaknya bersama personel TNI/Polri dan para sukarelawan terus berupaya memadamkan kebakaran hutandi lereng selatan Gunung Slamet dengan cara membuat sekat.

Saat ditemui wartawan di sela Festival Grebeg Suran Baturraden, Ahad siang, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan kebakaran hutan di lereng selatan Gunung Slamet dapat dipadamkan pada Sabtu (21/9) malam.

"Dini hari dikontrol sudah enggak nyala. Mudah-mudahan sih enggak ada titik api baru ya," katanya.

Pada kesempatan sebelumnya, Dandim 0701/Banyumas Letkol Inf. Candra mengatakan kebakaran hutan di lereng selatan Gunung Slamet merupakan rambatan dari lereng barat yang masuk wilayah Kabupaten Brebes.

"Sudah dua hari ini (karhutla, red.) masuk ke wilayah kita melalui Kaligua (Brebes, red.) ke Cilongok (Banyumas, red.) merupakan rembesan dari Brebes dan Tegal, tindak lanjutnya ke selatan, mengarah ke wilayah kita, masuk di Petak 58D, itu wilayah Perhutani. Kemudian di situ yang terdampak hutan lindung sehingga sangat perlu dilakukan penanganan segera," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (21/9).

Dia menjelaskan penanganan kebakaran hutan tersebut difokuskan dengan cara membuat sekat karena kejadiannya di hutan rimba dengan medan yang berat dan banyak jurang.

Saat ditanya mengenai jarak posko menuju lokasi kebakaran, dia mengatakan berdasarkan estimasi dan informasi dari masyarakat, jika berjalan kali membutuhkan waktu sekitar delapan jam perjalanan.

"Tim pertama sampai di Check Point 2 itu enam jam. Untuk menuju lokasi yang kita rencanakan membuat posko itu kemungkinan sampai delapan jam," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement