Ahad 22 Sep 2019 18:07 WIB

15 Desa di Purwakarta Terdampak Kekeringan

DPKPB Purwakarta mengatakan sudah 15 desa di 11 Kecamatan rutin dikirim air bersih.

Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, melansir, wilayah yang terdampak kekeringan semakin meluas. Saat ini, sudah ada 15 desa yang tersebar di 11 kecamatan, yang rutin dikirim air bersih. Sampai saat ini, instansi tersebut telah mendistribusikan air bersih sebanyak 433.400 liter.

Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono atau akrab disapa Wibi, mengatakan, musim kemarau tahun ini lebih panjang dari tahun kemarin. Di Purwakarta, hampir empat bulan terakhir tidak turun hujan. Karenanya, ada 14 desa yang mengalami krisis air bersih.

"Yang terdampak kekeringan ini sebanyak 14.282 kepala keluarga," ujar Wibi, kepada Republika.co.id, Ahad (22/9).

Adapun wilayah yang dilanda krisis air bersih ini, yaitu satu desa di Kecamatan Sukatani. Kemudian, empat desa di Kecamatan Tegalwaru. Satu desa di Kecamatan Maniis. Tiga desa di Kecamatan Plered.

Dua desa di Kecamatan Darangdan. Tiga desa di Kecamatan Jatiluhur. Dua desa di Kecamatan Babakan Cikao. Tiga desa di Kecamatan Pasawahan. Satu desa di Kecamatan Pondoksalam. Dua desa di Kecamatan Bojong. Serta, dua desa di Kecamatan Kiarapedes.

"15 desa ini, yang sudah kita suplai air bersih. Bisa saja di lapangan, wilayah yang terdampak kekeringan lebih dari 15 desa. Namun, tidak melaporkan atau meminta bantuan air bersih dari kita," ujarnya.

Karena itu, lanjut Wibi, jika warga kesulitan air bersih, bisa segera melapor ke nomor layanan yang dikeluarkan oleh Diskominfo. Atau bisa menghubungi sms center bupati.

Terkait dengan armada water supply tank, Wibi mengaku, hingga kini instansinya tak punya armada tanki air. Idealnya, ada dua kendaraan tanki air dengan kapasitas 4.500 liter, dimiliki oleh instansi ini. Supaya, saat musim kemarau seperti sekarang, armada itu bisa dimanfaatkan.

"Saat ini, kita masih kerja sama dengan PDAM. Karena, kita belum punya mobil tanki air sendiri. Takni PDAM, unitnya juga terbatas. Sehingga, pelayanan kepada masyarakat belum maksimal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement