REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Sebanyak 250 ribu benih rajungan (Portunus pelagicus) dilepas di alam perairan laut Desa Pagagan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur sebagai upaya konservasi agar stok di alam bisa tetap terjaga. Rajungan merupakan salah satu potensi unggulan laut Indonesia.
Pengembalian stok di alam (restocking) adalah rangkaian pelaksanaan program perbaikan perikanan (Fishery Improvement Project/FIP) rajungan dan sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) kerja sama para pihak, yakni Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN-Bappenas) dan Badan Pembangunan PBB (UNDP) melalui pembiayaan oleh Global Environment Facility (GEF) pada Proyek Global Sustainable Supply Chains for Marine Commodities (GMC). Pelepasan itu dilakukan oleh Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Sri Yanti Wibisana, Direktur Eksekutif APRI Hawis Maddupa, Project Coordinator GMC Indonesia Jensi Sartin bersama pemangku kepentingan lainnya dari Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Jatim, DKP Kabupaten Pamekasan, perwakilan "mini plant" rajungan dan kelompok nelayan di daerah itu.
Selain pelepasan benih di alam, kata Direktur Eksekutif APRI Hawis Maddupa, juga dilaksanakan penyerahan 10 unit penampung sementara rajungan bertelur (crab apartment). Ini merupakan salah satu dari program hasil kerja sama antara APRI dan GMC UNDP dalam mendukung program perbaikan perikanan rajungan.
Program-program lainnya meliputi riset pengumpulan data ilmiah, desain dan pengoperasian sistem logbook, hatchery, stock enhancement, risk assessment untuk menentukan kerentanan retained species, umpan dan bycatch species hingga overfishing, fishing ground dan area konservasi, serta studi habitat dan dampak ekosistem. Ia menambahkan kegiatan itu juga sesuai dengan Sustainable Development Goals 14 (SDG's 14) dan masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Sri Yanti Wibisana menyatakan rajungan menjadi potensi besar secara nasional untuk dikembangkan menjadi produk unggulan Indonesia yang dikenal dunia. "Jadi setiap yang mengonsumsi rajungan akan ingat Indonesia sebagai negara yang memiliki rajungan dengan kualitas yang bagus," katanya.
Selain itu, dengan pengelolaan yang memadukan unsur konservasi dan pemanfaatan maka harga rajungan akan terjaga bagus sehingga masyarakat desa nelayan akan sejahtera. "Dengan sedikit sentuhan saja warga desa bisa memeroleh pendapatan cukup baik. Ada optimisme dari perpaduan program pemerintah pusat yang disambut positif daerah, yang jika kompak harapan sukses terbuka," katanya.
Sedangkan Project Coordinator GMC UNDP Indonesia, Jensi Sartin menambahkan terus meningkatnya permintaan pasar global akan produk perikanan yang berasal dari praktik berkelanjutan, mendorong dilakukannya perbaikan di sepanjang rantai pasokan perikanan Indonesia untuk menjaga daya saing serta keberlanjutan komoditas perikanan nasional. Proyek Global GMC (2018-2021) yang dikoordinasikan Kementerian PPN-Bappenas dengan dukungan teknis dari UNDP dan pembiayaan oleh GEF, katanya, berkontribusi untuk membantu transformasi komoditas perikanan dari sisi kebijakan dan perencanaan.
Transformasi itu, katanya, dengan mengarusutamakan keberlanjutan dalam rantai pasokan komoditas perikanan dari Indonesia melalui pembentukan platform "multistakeholder" perikanan berkelanjutan nasional, penyusunan peta jalan perikanan berkelanjutan, dukungan bagi percepatan perbaikan perikanan rajungan dan tuna menuju sertifikasi MSC, dan penyediaan informasi bagi penyusunan kebijakan.