Sabtu 21 Sep 2019 00:52 WIB

Panglima TNI Terima Gelar Honoris Causa dari UNS

Panglima TNI menerima Gelar Doktor Kehormatan dalam bidang manajemen SDM

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho (nomor dua dari kiri, berpeci), menjelaskan mengenai penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa kepada Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di Gedung Kantor Pusat UNS, Solo, Kamis (19/9).
Foto: Binti Sholikah
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho (nomor dua dari kiri, berpeci), menjelaskan mengenai penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa kepada Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di Gedung Kantor Pusat UNS, Solo, Kamis (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menerima gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa (HC) dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Acara penganugerahan digelar di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS, Jumat (20/9).

Marsekal Hadi Tjahjanto menerima Gelar Doktor Kehormatan dalam bidang manajemen sumber daya manusia (SDM). Dalam kesempatan tersebut, Hadi membacakan orasi berjudul "Membangun Sumber Daya Manusia Unggul dalam Menghadapi Era Perubahan Mewujudkan Indonesia Maju".

"Setelah pengabdian selama 33 tahun, saya mendapatkan gelar penghormatan oleh UNS," ucapnya.

Dalam orasinya, Hadi menjelaskan Indonesia akan memperingati 100 tahun kemerdekaan pada 2045. Indonesia memiliki kekuatan sekaligus kelemahan, posisi geografis Indonesia menjadi lalu lintas perdagangan dunia, kekayaan alam yang melimpah, serta jumlah penduduk yang besar. Ketiga kekuatan tersebut jika tidak dikelola dengan baik maka justru akan menjadi beban yang berat.

Nasib Indonesia pada 2045 tergantung pada bagaimana manusia Indonesia mengelola perubahan untuk membuat kemajuan. Untuk itu, lanjutnya, membentuk manusia Indonesia sebagai sumber daya yang unggul menjadi tugas pokok bangsa Indonesia saat ini. Penyiapan sumber daya manusia dapat dipercepat melalui pendidikan yang sesuai dan menggunakan bantuan teknologi yang mendukung.

"Pendidikan yang memadukan pembentukan karakter dan penguasaan ilmu pengetahuan -teknologi merupakan pilihan yang masuk akal menghadapi era perubahan yang pesat. Pendidikan terpadu diperlukan untuk membentuk manusia yang berkarakter dan disiapkan untuk menghadapi era yang penuh tantanganbdan harapan," ucapnya.

Selama menjabat sebagai Panglima TNI, Hadi berupaya agar TNI berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Sejumlah program yang dilaksanakan antara lain, program Babinsa Mengajar dan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di daerah terpencil. Selain itu, dia juga menginisiasi berdirinya SMA Pradita Dirgantara di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, melalui kerja sama TNI AU dengan UNS. Sekolah tersebut dirancang sebagai sekolah unggulan yang mempunyai karakter kedirgantaraan, kecendikiawanan, dan menunjung tinggi keimanan serta kompetitif di tingkat global dengan menjaga nilai-nilai luhur nasional.

"Lulusan SMA Pradita Dirgantara diharapkan mempunyai wawasan tinggi tentang perkembangan Iptek, disiplin dan semangat nasionalisme yang tinggi serta memiliki kesadaran tentang perubahan," harapnya.

Sementara itu, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan, pemberian gelar tersebut semata-mata sebagai suatu penghargaan dan apresiasi kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang dinilai mempunyai dedikasi, kontribusi luar biasa dan rekam jejak yang berhasil mengemban tugas di bidang pembangunan sumber daya manusia bagi kemajuan Indonesia di masa mendatang.

"Saya percaya dengan kehadiran beliau di UNS, akan berdampak positif dalam meningkatkan kapasitas sumberdaya Iptek dan peningkatan karya-karya besar dosen dan mahasiswa UNS dibidang invensi dan inovasi," terang Rektor dalam sambutannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement