Jumat 20 Sep 2019 19:10 WIB

Habitat Badak Sumatera Diyakini Masih Ada di Kalimantan

Pemerintah didorong menyelamatkan habitat badak Sumatera.

Seekor Badak jantan bernama Harapan melintas di dalam Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).
Foto: Republika / Darmawan
Seekor Badak jantan bernama Harapan melintas di dalam Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menyakini spesies badak Sumatera masih tersisa di Kalimantan. Satwa bernama latin Dicerorhinus Sumatrensis itu untuk pertama kalinya ditemukan di Kutai Barat, Kalimantan Timur pada 2013.

"Kita yakini di Kalimantan masih ada badak," kata Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial KSDAE KLHK Tandya Tjahjana di Jakarta, Jumat.

Akan tetapi, pembuktian detail penyebarannya masih perlu didalami. Selain di Kalimantan, spesies badak Sumatera diyakini juga pernah ada di Jawa Tengah dengan beberapa sumber pendukung.

"Karena di Candi Borobudur ada relief atau lukisan yang terpampang badak dan ini membuktikan penyebaran badak luar biasa," katanya.

Hal yang paling penting dilakukan ke depan ialah terus melakukan penyelamatan dan memindahkan badak ke tempat yang lebih nyaman. Menurut kajian para ahli, badak termasuk spesies yang cukup sensitif untuk dilakukan pengembangbiakan.

"Upaya penyelamatan badak tidak mudah dan butuh kerja sama dengan berbagai pihak," katanya.

photo
Seekor Badak jantan bernama Harapan Nampak bersembunyi dibalik dedaunan di dalam Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur.

KLHK, menurut dia, terus bekerja dengan berbagai instansi di antaranya perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pegiat lingkungan, pemerintah daerah dan sebagainya untuk menyelamatkan populasi badak. Sementara itu, Union for Conservation of Nature (IUCN) Species Survival Commission (SSC) Sumatran Rhino Coordinator Anwar Purwoto mengatakan, jika upaya penyelamatan badak di Indonesia berhasil maka lokasi atau tempat pelepasliarannya sudah harus ada.

"Kalau habitatnya tidak diamankan, dijaga, dan diselamatkan, maka program penyelamatan badak sulit berhasil karena rumahnya tidak ada," katanya.

Oleh karena itu, menurut Anwar, upaya pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah menyelamatkan rumah atau habitat badak. Selanjutnya, fokus pada aspek pengembangbiakan badak yang masih tersisa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement