REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Museum Vredeburg menggelar kegiatan Vredeburg Fair 2019 pada Kamis (19/9) hingga Selasa (24/9) mendatang. Salah satu kegiatannya yang digelar Kamis kemarin adalah rangkaian mendongeng bersama 100 anak berkebutuhan khusus (ABK). Kegiatan tersebut memecahkan rekor MURI.
Kepala Tata Usaha Benteng Vredeburg Yogyakarta, Haris Budiharto, menuturkan kegiatan ini diselenggarakan oleh Museum Vredeburg UPT Direktorat Jenderal Kemendikbud dengan mengusung konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya, yakni melibatkan ABK.
“Selaku penyelenggara, pihak kami turut memfasilitasi pihak sekolah melalui transportasi bus dalam rangka meramaikan kegiatan,” tuturnya kepada Republika dalam penyelenggaraan Pembukaan Vredeburg Fair 2019, di Musuem Vredeburg Yogyakarta, Kamis (20/9).
Menurut Haris, tercatat peserta berjumlah 1.299 orang ABK dengan keterwakilan seluruh kabupaten kota di Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.
Dengan mengusung tema “Prestasi Tanpa Batas”, kata Haris, diharapkan melalui acara ini seluruh komponen, golongan masyarakat termasuk ABK dapat turut serta berpartisipasi dalam mengasah kemampuan, kompetensi, keunggulan walaupun terdapat keterbatasan yang dimiliki.
“Saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik sekalipun dapat meraih apapun yang diinginkan dengan berkaca pada nilai sejarah dan kepahlawanan," katanya.
Kepala Museum Vredeburg Kota Yogyakarta Suharja menyampaikan kegiatan ini diharapkan mampu membangkitkan rasa cinta tanah air, menumbuhkan kesadaran perjuangan, dan terlaksananya sosialisasi kepada masyarakat Kota Yogyakarta. Sekaligus meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum dalam peranannya sebagai media penyebaran semangat nasionallisme dan menumbuhkan wawasan kebangsaan.
Suharja menyampaikan, untuk mendukung program kebijakan Nawacita Presiden Jokowi yakni revolusi karakter bangsa dan memperteguh kebinekaan, Konsep penyelenggaran Vredeberug 2019 diselenggarakan dengan mengedepankan peranan aktif komunitas, ABK, museum, dan komponen masyarakat lain.
Suharja mengatakan tercatat beberapa museum dan komunitas yang turut serta dalam kegiatan tersebut di antaranya Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Nasional Jakarta, Museum Sumpah Pemuda Jakarta, Museum Penerangan TMII Jakarta, Museum Olahraga Nasional TMII Jakarta, Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta, Museum Joang 45 Jakarta, Museum Nasional Jakarta, Balai Arkeologi Yogyakarta, BPNB Yogyakrta, Komunitas Djogjakarta 1945, Komunitas Dongeng, Omah Rendo, Komunitas Sepeda Tua “Podjok”, Kartunis, Komunitas Jajanan, Komunitas Tooea Magelang, Komunitas Malam Museum, dan Komunitas Guyup Seni.
Tenaga pengajar SLB 1 Kota Yogyakarta Reza Ainun Asyifa menuturkan sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pihaknya dapat ikut serta menampilkan dan menjual produk kerajinan hasil karya ABK meliputi produk busana batik, jumputan, bantal leher, dan mukena. Pihaknya juga menjual beberapa telur asin, bawang goreng, keripik jagung, dan aksesoris. “Saya berharap kegiatan ini akan terus dilaksanakan bahkan lebih sering,” ujarnya.