GARUT, AYOBANDUNG.COM -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, berencana membeli peralatan dari China untuk menanggulangi sampah organik dan anorganik. Hal ini agar kedepannya tidak terjadi penumpukan sampah dan memberikan manfaat untuk masyarakat.
"Alat dari China itu bisa memisahkan sampah organik dan anorganik yang cocok digunakan di Garut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Garut, Uu Saepudin kepada wartawan di Garut, Jumat (20/9). Ia menuturkan, pilihan alat dari China itu berdasarkan kajian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sampah di Kabupaten Garut, serta kemampuan anggaran.
Sebelumnya, kata dia, ada dari Korea Selatan dan Jepang yang menawarkan kerjasama dan alat penanggulangan sampah ke Pemkab Garut, namun belum ditindaklanjuti. "Ada dari Korea, ada dari China, ada juga dari Jepang, saya akan ajukan dan disesuaikan mesin mana yang kiranya cocok di Garut," katanya.
Ia menjelaskan, alat dari Korea Selatan menawarkan kemampuan menanggulangi sampah sebagai bahan bakar yang nantinya menjadi energi listrik untuk kebutuhan masyarakat Garut.
Namun pengadaan alat dan operasionalnya, kata dia, cukup besar dananya hingga mencapai Rp 50 miliar, termasuk produk dari Jepang harganya cukup tinggi.
"Yang Korea itu Rp 50 miliar, tapi kalau pemisahan sampah itu Rp 5 miliar sampai Rp 7 miliar, jadi Garut ini cocoknya untuk pemisahan saja," katanya.
Ia menyampaikan, produksi sampah di Garut setiap harinya mencapai 200 ton sehingga perlu dimanfaatkan dengan melakukan pemilahan sebelum akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.
Ia berharap, usulan pembelian alat dari Cina itu bisa mengatasi persoalan sampah di Garut agar tidak semuanya dibuang melainkan bisa dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. "Untuk alat daur ulang sampah ini kita akan jajaki, bulan ini (September) ada keputusannya," kata Uu.