REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek meminta warga yang berada di wilayah terdampak ebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk memasang kain dakron basah dan exhausted fan dalam sebuah ruangan. Upaya ini untuk mengurangi dampak pencemaran udara akibat kabut asap karhutla.
Nila mengakui, karhutla menimbulkan kabut asap dan mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang membahayakan untuk manusia.
"Kami tentu berupaya mengatasinya dan mencegahnya dengan mendirikan pos kesehatan. Tetapi kalau harus keluar kan terhalang (jarak pandang alat transportas), makanya kalau bisa warga (terdampak karhutla) membuat ruangan tanpa asap yaitu satu ruangan yang ditutup kain dakron basah dan dipasang di jendela-jendelanya supaya partikel polutan itu menempel," ujar Nila di Jakarta, Jumat (20/9).
Nila menambahkan, pemasangan dakron basah ini hanya membutuhkan satu ruangan. Kemudian, di tempat itu dia juga meminta masyarakat menyediakan exhausted fan untuk mempercepat sirkulasi dan mengeluarkan udara yang sudah terkontaminasi kabut asap.
"Kemudian, penggunaan dakron basah dan exhausted fan akhirnya efektif mengurangi pencemaran udara dan kasus ISPA lebih rendah. Tetangga juga bisa berkumpul di ruangan itu," katanya.
Lebih lanjut, Nila menyebutkan Dinas Kesehatan di berbagai Kabupaten/kota, provinsi terdampak karhutla hingga Kemenkes sudah mengoperasikan pos kesehatan di Kalsel, Riau, Jambi, Kalteng.
"Kami juga menyiagakan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) 24 jam untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak," ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya telah mendirikan rumah singgah yang dilengkapi dengan penjernih udara. Kemenkes juga melakukan promosi kesehatan mengoperasikan mobile emergency medical team 119. Ia menyebut Kemenkes juga telah mendistribusikan logistik kesehatan termasuk membagikan masker wajah berwarna hijau untuk masyarakat. Terakhir, ia menyebutkan Kemenkes juga memobilisasi tim kaji cepat.