Jumat 20 Sep 2019 12:26 WIB

Jokowi Minta Cina Tingkatkan Impor Minyak Sawit Indonesia

Indonesia dan Cina ingin meningkatkan perdagangan kedua negara.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Cina agar meningkatkan hubungan kerjasama di bidang perdagangan dengan Indonesia. Salah satunya yakni meminta agar Cina meningkatkan impor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). 

Hal itu disampaikan Wamenlu AM Fachir setelah Presiden Jokowi bertemu dengan penasihat hubungan luar negeri Presiden RRT/Anggota Komisi Urusan Luar Negeri RRT, Song Tao, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/9).

Baca Juga

"Baik Presiden maupun penasihat Presiden Xi Jinping untuk urusan luar negeri juga sepakat untuk terus mengupayakan berbagai macam kerja sama antara lain di bidang perdagangan," ujar Fachir.

Selain itu, Jokowi juga ingin agar Cina meningkatkan impor berbagai komoditas asal Indonesia lainnya seperti buah-buahan dan hasil perikanan. Fachir mengatakan, kerja sama kedua negara tersebut perlu ditingkatkan untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang tak menentu saat ini. 

"Sehingga harus dilakukan upaya bersama agar dampak negatifnya tidak berpengaruh ke kedua negara," ujarnya.

Sementara itu, di bidang investasi, Presiden berharap agar Cina melirik peluang kerjasama produksi untuk ekspor baik ke Afrika, Timur Tengah, hingga Amerika. Sedangkan investasi di bidang infrastruktur, Jokowi berharap Cina melanjutkan kembali kerja sama yang telah dilakukan, termasuk sinergi antara The Belt and Road Initiative (BRI) dengan poros maritim Indonesia.

"Secara khusus Presiden berharap mudah-mudahan kerja sama bidang perdagangan ini bisa mengurangi dampak dari defisit Indonesia dengan Tiongkok," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement