Rabu 18 Sep 2019 10:28 WIB

Perpustakaan Sukabumi Gaungkan Literasi Budaya Sunda

Generasi muda diharapkan mengenal dan mencintai kebudayaanya sendiri.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa membaca buku di perpustakaan.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Siswa membaca buku di perpustakaan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bulan September dikenal sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan. Momen ini dijadikan kesempatan bagi perpustakaan untuk menarik warga berkunjung ke sarana tersebut.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Sukabumi Nicke Siti Rahayu mengatakan, September merupakan bulan gemar membaca yang dicanangkan Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto pada 14 September 1995. ''Acara ini sebagai upaya peningkatan literasi di Kota Sukabumi sesuai visi misi wali kota dan wakil wali kota yakni religius, nyaman dan sejahtera,'' ungkap dia, Rabu (18/9).

Baca Juga

Tujuannya kata Nicke, untuk menumbuhkan budaya literasi dan mengoptimalkan peran perpustakaan. Ia mengatakan pada tahun ini mengambil tema literasi budaya untuk mengenalkan budaya sunda kepada anak-anak. Targetnya generasi muda mengenal dan mencintai kebudayaanya sendiri.

Dalam bulan gemar membaca ini kata Nicke, digelar sejumlah kegiatan yakni lomba gerakan sekolah menulis, pameran literasi budaya perkakas sunda, pameran arsip sejarah Kota Sukabumi, Book hunter. Selain itu pameran untuk mengenang BJ Habibie, dan pameran perpustakaan inklusi berbasis sosial.

‘’Bulan gemar membaca ini sengaja mengambil tema literasi budaya dan ditujukan kepada generasi milienial,’’ ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi yang hadir lada bulan gemar membaca Perpustakaan Kota Sukabumi, Selasa (17/9. 

Kegiatan ini didukung tidak hanya oleh pemda, melainkan kolaborasi dengan berbahai pihak misalnya Ponpes Dzikir Alfat terkait literasi budaya dan Museum Kipahare yang menunjukkan permainan dan perkakas sunda.

Hal itu kata Fahmi, perlu ditampilkan karena khawatir anak-anak SD hingga SMA yang identik dengan generasi milenial tidak tahu perpakas sunda seperti lisung dan lainnya. Selain iytu keberadaan pameran ini menarik kunjungan karena di perpustakaan ditampilkan berbagai barang yang identik dengan literasi budaya sunda.

Pemkot berharap gerakan literasi tumbuh dan kokoh untuk meyakinkan anak-anak dan remaja serta pelajar menjadi generasi yang hebat. Sebabnya dari literasi akan hadir generasi hebat dengan wawasan yang luas dan menjunjung tinggi peninggalan budaya yang bersejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement