Selasa 17 Sep 2019 22:57 WIB

Kasus ISPA dan Diare di Enam Provinsi Ini Meningkat

6 provinsi yang terdampak karhutla yaitu Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Bara api terlihat di lahan yang terbakar di daerah Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (17/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Bara api terlihat di lahan yang terbakar di daerah Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (17/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit diare di enam provinsi menigkat. Keenam provinsi itu adalah Riau, Jambi, Sumatra Selatan (Sumsel), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), dan Kalimantan Selatan (Kalsel) yang tengah mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kendati demikian, Kemenkes belum dapat memastikan apakah peningkatan kasus ISPA wilayah-wilayah ini terkait langsung dengan karhutla.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengakui pihaknya mendapatkan laporan terbaru per Senin (16/9) bahwa enam provinsi yang terdampak karhutla yaitu Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel mengalami peningkatan kasus ISPA.

Baca Juga

"Berdasarkan data jumlah kasus ISPA, memang ada peningkatan dibandingkan periode sebelumnya, terutama di Indragiri Hilir (Inhil) dan Indragiri Hulu di Riau. Tetapi apakah peningkatan kasus ISPA ini memang langsung terkait akibat karhutlaz belum ada keterangan detil menjelaskan ini," ujarnya saat ditemui di kantor Kemenkes, di Jakarta, Selasa (17/9).

Rinciannya, ia menyebutkan kasus ISPA di Riau mulai Juni 2019 sebanyak 31.259 kasus, Juli 2019 sebanyak 32.616 kasus, Agustus 2019 sebanyak 29.346 kasus, dan September hingga 16 September 2019 sebanyak 16.372 kasus. Kemudian akumulasi ISPA di Sumsel mulai Maret hingga September 2019 tertinggi terjadi di tiga kabupaten/kota yaitu Palembang 76.236 kasus, Muara Enim 36.394 kasus, dan Banyuasin 35.078 kasus.

Kemudian ia menyebut kasus ISPA di Kalbar selama bulan Juni 2019 sebanyak 18.267 kasus, Juli 2019 sebanyak 15.468 kasus, dan September 6.391 kasus. Kemudian kasus ISPA di Kalteng selama Mei hingga September 2019 tercatat tertinggi di Palangka Raya 11.578 kasus, Kotawaringin Timur 5.687 kasus, dan Murung Raya 4.998 kasus.

Terakhir, ia menyebut ISPA di Kalsel selama Juni hingga Agustus 2019 yaitu Banjar Baru sebanyak 10.364 kasus, Banjar 7.663 kasus, dan Banjarmasin 6.795 kasus. Tak hanya itu, Anung mengakui, kasus diare juga muncul karena terkait kondisi air wilayah tersebut. "Apalagi sekarang musim kemarau. Ini perlu diwaspadai," ujarnya.

Ia menambahkan, tim balai kesehatan lingkungan Kemenkes telah meninjau penyakit ini ke wilayah terdampak. Meski di berbagai wilayah karhutla peningkatan kasus ISPA dan munculnya diare, Anung menegaskan Kemenkes belum melakukan evakuasi kelompok rentan yaitu bayi, balita, orang tua, ibu hamil, lansia daerah yang terdampak karhutla.

Ia menambahkan, tim kaji cepat rapid health assesment melakukan kaji cepat di desa-desa dan dusun wilayah karhutla tetapi belum ada evakuasi hingga saat ini. Kendati demikian, ia menambahkan, Dinas Kesehatan di berbagai Kabupaten/kota, provinsi terdampak karhutla hingga Kemenkes sudah mengoperasikan pos kesehatan di Kalsel, Riau, Jambi, Kalteng.

 

"Kami juga menyiagakan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) 24 jam untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak," ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya telah mendirikan rumah singgah yang dilengkapi dengan penjernih udara. Pihaknya juga melakukan promosi kesehatan mengoperasikan mobile emergency medical team 119. Terakhir, ia menyebut Kemenkes mendistribusikan logistik kesehatan termasuk membagikan masker wajah hijau untuk masyarakat. 

Kini, ia menyebut Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek datang langsung ke Provinsi Riau untuk memastikan penanganan kesehatan bisa berjalan dengan baik. Nila tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru pukul 17.45 WIB. Dalam kunjungannya, Nila didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi, Sesditjen P2P Kemenkes Ahmad Yurianto, dan Plt. Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Didik Budijanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement