Selasa 17 Sep 2019 17:50 WIB

Tak Ada Cara Lain Selamatkan Satwa Selain Jaga Habitatnya

Ancaman terbesar untuk spesies dilindungi saat ini adalah hilangnya habitat.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Yudha Manggala P Putra
Orangutan. Ilustrasi
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Orangutan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kebijakan dan Advokasi WWF Indonesia, Aditya Bayunanda, tak ada cara lain untuk menyelamatkan satwa selain menjaga habitatnya. Satwa-satwa itu, tidak bisa dievakuasi atau dipindahkan ke lingkungan yang bukan habitat aslinya.

"Sekarang ancaman terbesar untuk spesies, baik yang gajah, harimau, orang utan, itu kematian terbesarnya bukan karena perburuan dan sebagainya, tapi karena hilangnya habitat," kata Aditya di kantornya di Jakarta Selatan, Selasa (17/9).

Menurut Aditya, hilangnya habitat memaksa mereka berkonflik dengan manusia. Salah satu penyebab hilangnya habitat para satwa itu adalah kebakaran hutan dan lahan (karhurla) yang saat ini tengah terjadi di wilayah Riau dan Kalimantan.

"Tadi dilihat dari semua vegetasi di sana itu terus hilang. Misalnya saja tadi konteksnya vegetasi yang menjadi pakan gajah. Maka mau tidak mau dia akan lari di mana pakan itu masih ada," jelasnya.

Tak menutup kemungkinan, mereka akan mencari pakan ke wilayah yang menjadi tempat tinggal manusia. Di sana, ia akan dianggap sebagai hama karena mengambil makanan dari perkebunan manusia. Tak sedikit yang kemudian diracun.

"Ini menjadi salah satu penyebab kematian terbesar karena keracunan. Jadi banyak sekali kasus gajah itu meninggal karena diracun," terangnya.

Aditya mengatakan, semakin sempit habitat hewan-hewan yang biasa tinggal di hutan, maka akan semakin memperbesar konflik antara manusia dengan hewan itu. Karena itu, ia menuturkan, para satwa itu tidak dapat dievakuasi ketika karhutla.

"Mau dievakuasi ke mananya itu sulit. Jadi banyak sekali orang utan yang rescued dibawa ke pusat rehabilitasi itu sekarang kesulitan mau dilepasnya lagi ke mana. Banyak sekali mereka yang endingnya banyak di pusat-pusat rehabilitas tersebut," jelas dia.

Karena minimnya alternatif itu, ia menekankan pentingnya menjaga habitat satwa-satwa itu. Selain menjaga habitat mereka, bisa pula dengan merestorasi wilayah habitat mereka yang rusak.

"Kebun binatang pun bukan alternatif. Jadi memang kita melihat satu-satunya jalan menyelamatkan species langkanya Indonesia itu ya harus diselamatkan habitatnya," katanya.

Ronggo Astungkoro

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement