Selasa 17 Sep 2019 16:59 WIB

Semua Rumah Sakit Harus Miliki Bank Darah

Jangan sampai ada kisah keluarga pasien lari-lari cari darah ke PMI.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas memeriksa kesediaan darah di ruang instalasi Bank Darah (ilustrasi)
Foto: Antara/Kahfie Kamaru
Petugas memeriksa kesediaan darah di ruang instalasi Bank Darah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah, Imam Triyanto, mendesak agar semua rumah sakit di wilayahnya memiliki bank darah. Hal ini sesuai amanat Permenkes 83/2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah.

"Jangan sampai ada kisah keluarga pasien lari-lari cari darah ke PMI. Jangan sampai nyawa tak tertolong karena belum ada bank darah di rumah sakit tempat pasien itu dirawat," tegas Imam saat menghadiri peringatan HUT ke 74 PMI di pendopo Setda Purbalingga, Selasa  (17/9).

Baca Juga

Berdasarkan informasi yang dia peroleh, saat ini ada enam rumah sakit beroperasi di Kabupaten Purbalingga. Namun dari enam RS tersebut, baru RSUD Goeteng Taroenadibrata yang memiliki bank darah. "Karena itu, RS lain harus segera memiliki unit bank darah karena sudah menjadi instruksi pemerintah," katanya.

Dia menyebutkan, tingkat pemenuhan kebutuhan darah oleh PMI di Jawa Tengah, termasuk Purbalingga, saat ini mencapai 99,9 persen. Hal ini menandakan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya sudah cukup baik, karena tingkat pemenuhan kebutuhannya yang sudah sangat tinggi.

Dalam kesempatan itu, Bupati Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan apresiasi pada PMI karena telah bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah bencana. Antara lain, dalam menghadapi dampak kekeringan yang saat ini dihadapi sebagian masyarakat Purbalingga. "Dalam kegiatan droping air bersih bagi warga terdampak, PMI Purbalingga juga sudah banyak membantu. Ini sangat kami hargai," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement