REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan bahwa kepergiannya ke Thailand beberapa waktu lalu bukanlah untuk menghindari tanggungjawab saat terjadi bencana kabut asap. Hal itu disampaikan Syamsuar saat mahasiswa berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Senin.
"Saya ke Thailand tidak jalan-jalan ya adek-adek. Saya melaksanakan pertemuan serikat perenokomian IMT-GT (Segitiga Pertumbuhan Indonesia Malaysia Thailand). Itu juga menyangkut Riau daerah kita tercinta. Saya juga terus memantau dari sana, titik api dan berapa jumlah helikopter yang harus diturunkan. Saya tidak mungkin meninggalkan warga saya," kata mantan Bupati Siak ini.
Gubernur Riau juga diundang sebagai delegasi Indonesia pada pertemuan tingkat menteri yang dipimpin langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Menurut Gubernur Riau Syamsuar, penanganan bencana asap di Provinsi Riau sangat penting baginya, termasuk menghadiri pertemuan IMT-GT di Thailand.
Untuk penanganan bencana asap serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Gubernur Syamsuar sudah memerintahkan wakilnya Edy Natar Nasution serta Kepala BPBD Riau, termasuk anggota Satgas agar bekerja sesuai aturan dan prosedur seperti biasa.
"Di sana saya juga mempresentasikan potensi-potensi dimiliki Riau agar didatangi investor atau kerja sama ekonomi lainnya. Termasuk memperjuangkan harga-harga sawit, karet dan kelapa milik petani Riau agar harganya lebih baik dibandingkan saat ini," kata Syamsuar.
Saat kepergian Syamsuar selama beberapa hari warganet kerap melontarkan kritik tajam mengingat saat ini Riau berada dalam kondisi darurat asap.
Terlebih lagi, saat ini Wali Kota Pekanbaru Firdaus sedang berada di Kanada untuk belajar pengelolaan sampah. Hal itu juga mendapat kritikan tajam masyarakat melalui media sosial. Namun pihak Pemkot Pekanbaru menyangkal Wali Kota Firdaus ke Kanada untuk jalan-jalan. Lawatan ke Kanada itu sudah dijadwalkan sebulan sebelumnya.