REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan tetap waspada agar kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak menyebar dan kementerian itu terus melakukan upaya pemadaman karhutla. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ruandha Agung Sugardiman menilai kebakaran yang terjadi di Riau masih aman.
"Kebakaran yang terjadi di Riau ini dibandingkan tahun lalu masih cukup aman lah, belum lebih, masih di bawahnya. Namun kita tetap waspada," kata Ruandha Agung Sugardiman kepada wartawan usai peresmian Wahana Ozon di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek), Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Senin (16/9).
Pada Senin, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar berkunjung ke Provinsi Riau untuk melihat upaya-upaya pemadaman di sana.
"Sejak kemarin Direktur Jenderal Penegakan Hukum sudah turun lapangan, hari ini Bu Menteri jam 10 .00 WIB tadi ke Riau untuk memimpin langsung pemadaman di sana," ujarnya.
Ia menjelaskan saat ini masih terjadi kebakaran yang cukup besar di Riau, sementara Kalimantan Barat sudah mulai menurun, namun karhutla masih tinggi di Kalimantan Tengah.
Sebanyak 50 helikopter, kata dia, diterjunkan untuk melakukan bom air (water bombing) dalam rangka pemadaman karhutla berasal dari KLHK, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemegang izin.
"Oleh karena itu kita perlu waspada di sana, sampai hari ini kita sudh mendeploykan 50 helikopter baik untuk pemadaman maupun untuk patroli," kata Ruandha.
TNI juga mengirimkan pesawat Herculesguna menyebarkan garam untuk teknologi hujan buatan itu.
Sebelumnya, KLHK menyatakan telah menyegel 10 lahan konsesi perusahaan yang diduga penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi Riau.
“Secepatnya (kasus) didalami untuk tahap penetapan statusnya,” kata Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Rasio Ridho Sani kepada wartawan di Pekanbaru, Senin.
Sebanyak 10 perusahaan tersebut ada yang merupakan perusahaan industri kehutanan maupun perkebunan kelapa sawit. Satu di antaranya adalah perusahaan asing asal Malaysia. Inisial perusahaan yang telah disegel antara lain PT. RSS, PT. SBP, PT. SR, PT. THIP, PT. TKWL, PT. RAPP, PT. SRL, PT. GSM, PT. AP, PT. TI.