Jumat 13 Sep 2019 07:44 WIB

Jaga Wasiat Habibie

Jika umat bersatu, insya Allah persoalan besar bangsa ini bisa diatasi sebaik-baiknya

Cover Harian Republika Edisi Jumat (13/9).
Foto: Republika
Cover Harian Republika Edisi Jumat (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, "Kita sepakat bahwa mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dan stabilitas dan proses pemerataan ekonomi dan masa depan bangsa Indonesia tidak ada tawar-menawar."

Presiden ke-3 RI BJ Habibie akhirnya dimakamkan di sebelah pusara istrinya, Hasri Ainun Besari, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, kemarin. Ribuan warga ikut menghantarkan jenazah beliau ke haribaan Ibu Pertiwi. Para tokoh dan mantan pemimpin bangsa ikut hadir.

Ia dilepas seperti layaknya seorang pahlawan, dengan bendera Merah Putih di peti jenazah, dengan upacara kemiliteran, yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Berbagai pihak menekankan peran penting beliau, mulai dari demokratisasi, upaya memajukan teknologi, hingga pembelaan terhadap umat Islam.

Meski begitu, putranya, Ilham Akbar mengingatkan soal wasiat terakhir sang ayah. "Mari kita belajar dari semangat Habibie, yang saya gambarkan, biarpun Bapak mau wafat, dia minta kami tetap bersatu dalam situasi apa pun. Dan kebersatuan ini saya kira bisa diterapkan di Indonesia karena kita semua adalah keluarga.

photo
BJ Habibie

"Maju atau mundurnya bangsa pada masa depan akan banyak bergantung pada sikap umat Islam. Jika umat bersatu, insya Allah persoalan besar bangsa ini dapat diatasi sebaik-baiknya. Kesulitan akan banyak jika umat Islam berpecah-pecah."

"Kuncinya adalah di penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia harus mampu mengembangkan produk yang berdasarkan teknologi inovasi."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement