Jumat 13 Sep 2019 07:31 WIB

Mantan Tapol Ceritakan Kehebatan BJ Habibie

Salah satu peran besar Habibie adalah saat mengembalikan demokrasi di Indonesia.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andi Nur Aminah
Budiman Sudjatmiko
Foto: Republika
Budiman Sudjatmiko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beragam kenangan dan simpati orang-orang terhadap Presiden Ketiga Republik Indonesia BJ Habibie masih terus mengalir. Aktivis Budiman Sudjatmiko salah satu orang yang mengapresiasi peran-peran beliau untuk Indonesia. Salah satu peran beliau yang menurutnya sangat besar adalah saat mengembalikan demokrasi di negara ini.

"Sebagai orang yang non-politikus, itu tugas yang teramat berat. Tapi beliau mulai melakukan demokratisasi secara sistematis," ujar Budiman kepada Republika.co.id, Kamis (12/9).

Baca Juga

Budiman yang juga merupakan mantan tahanan politik (tapol) di era Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto, menilai sosok Habibie merupakan yang berani mengemban tanggung jawab yang besar. Padahal, almarhum pernah menyatakan bahwa dirinya tak ingin menjadi seorang presiden.

"Membebaskan tapol-tapol, membebaskan partai-partai untuk tumbuh, dan yang paling radikal tentu saja memungkinkan referendum di Timor Timur. Dia adalah seorang jenius," ujar Budiman.

Diketahui, pada era Habibie, yang menjabat terbit dua regulasi yang dinilai banyak pihak menghidupkan kembali demokrasi. Dua regulasi itu dalam bentuk Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang pemilu.

Dua peraturan ini yang memungkinkan terlaksananya pemilihan umum (Pemilu) 1999. Di mana saat itu jumlah peserta mencapai 48 partai. Selain itu, Habibie juga melakukan keputusan berani dengan membebaskan sejumlah tahanan politik (tapol). Beberapa aktivis oposisi Soeharto, yang dibebaskannya seperti Sri Bintang Pamungkas, Budiman Sudjatmiko, dan Muchtar Pakpahan.

"Jika bukan seorang jenius, maka periode itu pasti akan diwarnai kisruh yang mendalam. Namun, beliau berhasil melakukannya dengan smooth," ujar Budiman.

"Meskipun untuk itu, beliau tak lama dalam kekuasaan. Beliau seperti cowboy yang menyelesaikan tugas membereskan kejahatan di sebuah kota," ujar Budiman.

Presiden Ketiga Republik Indonesia BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9). Ia meninggal setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jalan Abdul Rachman Saleh, Senen, Jakarta Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement