REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Almarhum Presiden Ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) adalah sosok yang begitu peduli terhadap pendidikan dan juga pengembangan teknologi. Perhatian BJ Habibie terhadap pendidikan dan teknologi itu salah satunya dibuktikan dengan didirikannya kampus Institut Teknologi Indonesia (ITI) pada tahun 1983.
Kampus ITI saat itu didirikan oleh Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI) dibawah BJ Habibie selaku Ketua Dewan Pembina YPTI dan Menteri Riset dan Teknologi pada waktu itu. Namun, sebelum BJ Habibie wafat, ternyata ia berkeinginan untuk mengembangkan kampus swasta tersebut menjadi perguruan tinggi negeri. Dengan dukungan negara, diharapkan Kampus ITI akan terus berkembang pesat dan meneruskan penerus-penerus BJ Habibie di bidang teknologi.
Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar saat mengenang pengalaman dengan almarhum. "Dia punya passion dua hal, satu terkait dengan perguruan tinggi, beliau ikut membidani Institut Teknologi Indonesia (ITI) berada di kawasan Puspitek, Serpong. Beliau ingin (kampus) ini menjadi bagian dari perguruan tinggi negeri," ujar Airlangga saat hadir di pemakaman BJ Habibie di Taman Makan Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9).
Airlangga mengungkap, Pemerintah pun merespons keinginan tersebut. Menurutnya, perihal keinginan Kampus ITI menjadi PTN di Indonesia sudah dibahas dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir."Ini sudah kami bahas dengan Menteri Ristek Dikti," kata Airlangga.
Tak hanya itu, BJ Habibie dalam berbagai kesempatan selalu menekankan bangsa Indonesia melakukan terobosan dalam membentuk SDM bangsa yang terbarukan. Menurut BJ Habibie, SDM yang mampu mengendalikan semangat zaman dan bersaing dalam menciptakan nilai tambah di segala bidang, yakni SDM yang mumpuni dalam bidang iptek dan proses inovasi.
Ia juga menilai SDM terbarukan juga memiliki daya kreatif dan inovasi yang lebih unggul dari generasi sebelumnya. Keniscayaan pertumbuhan ekonomi dunia dan masalah krusial kemasyarakatan membutuhkan bermacam inovasi sebagai solusinya.
Spirit kebangkitan teknologi nasional adalah satu tarikan nafas BJ Habibie bersama rakyat untuk memajukan Indonesia. Sepanjang hayatnya, BJ Habibie terus berpikir bagaimana mewujudkan transformasi budaya, politik, teknologi, dan industri untuk bangsanya.
BJ Habibie berpesan agar bangsa Indonesia mesti pandai mencari terobosan guna meningkatkan nilai tambah produk nasional dan mencari alternatif pasar baru.
Ia juga telah merekomendasikan pentingnya membenahi secara detail nilai tambah aneka produk nasional. Hal itu diungkapkan dalam kesempatan tatap muka dengan SDM teknologi dan industri bertempat di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beberapa waktu lalu.
"Beliau itu tokoh yang sangat lengkap dan kaitannya dengan teknologi beliau intinya ingin mencontohkan di teknologi dirgantara tetapi aplikasinya ke industri yang lain, artinya filosofi nilai tambah industri dan melibatkan tenaga kerja sumber daya manusia nasional, itu yang harus kita teladan," ujar Airlangga.