Kamis 12 Sep 2019 15:36 WIB

Gatot Kaca Karya Habibie akan Dimuseumkan di Yogyakarta

Gatot Kaca karya Habibie akan diserahkan ke Museum Dirgantara Mandala di Yogyakarta.

N250 Gatot Kaca, pesawat pertama Indonesia rancangan BJ Habibie
Foto: Wikipedia
N250 Gatot Kaca, pesawat pertama Indonesia rancangan BJ Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Salah satu mahakarya almarhum BJ. Habibie adalah pesawat terbang N250 yang berhasil menjadi pesawat pertama buatan anak bangsa. Pesawat yang dinamai Gatot Kaca ini terbang perdana pada tahun 1995 yang berhasil membuat dunia tercengang.

Setelah terhenti pengembangannya pada 1998 karena krisis moneter, saat ini purwarupa Gatot Kaca masih tersimpan apik di hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Rencananya pesawat N250 buatan pertama ini akan dimuseumkan.

Plt. Corporate Secretary PTDI Irlan Budiman mengatakan Gatot Kaca N250 akan diserahkan ke Museum Dirgantara Mandala di Yogyakarta. Sebagai bagian sejarah besar Indonesia, pesawat ini nantinya bisa dilihat secara luas oleh masyarakat Indonesia.

“Kami akan serahkan ke Museum Dirgantara Mandala yang di Jogja. Kita jadikan bagian dari sejarah untuk kita berikan pada masyarakat,” kata Irlan di PTDI, Kota Bandung, Kamis (12/9).

Ia mengatakan N250 merupakan karya fenomenal yang membuktikan saat itu sebagai negara berkembang Indonesia bisa mengembangkan industrri pesawat terbang. Sehingga dengan dimuseumkan masyarakat bisa terus mengenang sejarah besar itu.

“Daripada di sini hanya internal nanti mereka bisa manfaatkan untuk bisa kita smapaikan ini loh ada karya anak bangsa. Ini membuat dunia melek bahwa Indonesia mampu membuat pesawat terbang yang teknologinya paling canggih di kelasnya,” tuturnya.

Ia mengungkapkan N250 pertama kali dikembangkan pada 1986. Beberapa tahun dikembangkan oleh tangan-tangan engineer Indonesia, akhirnya pada 1995 N250 bisa mengudara untuk pertama kalinya.

N250 yang digagas Habibie, kata dia, bahkan sudah terbang berkeliling dunia. Pesawat ini juta sempat tampil dalam ajang bergengsi Paris Air Show yang membuat dunia terkaget-kaget.

Namun, kondisi krisis moneter Indonesia pada tahun 1998 menjadi titik berakhirnya mimpi N250 sebagai karya besar Indonesia. Indonesia yang saat itu membutuhkan bantuan pendanaan dari International Moenetery Fund (IMF) terpaksa mengubur mimpi memassalkan N250.

“Akhirnya 1998 N250 disetop pendanaan untuk program pengembangannya karena itu salah satu perjanjian IMF,” ujarnya.

Manager Komunikasi Perusahaan dan Promosi PTDI Adi Prastowo mengatakan dalam waktu dekat pesawat N250 yang pertama diciptakan ini akan dikirim ke Yogyakarta. Saat ini PTDI masih mengurus administrasi dengan TNI AU yang mengelola museum tersebut.

“Tahun ini (dikirimkan) pokoknya secepatnya begitu beres (proses admisnitrasi) langsung berangkat. Perjalannya nanti pasti butuh pengawalan ekstra ketat,” tambahnya.

Ia menuturkan saat pengembangannya PTDI berhasil membuat dua pesawat N250 yang diberi nama Gatot Kaca dan Kerincing Wesi. Sementara pesawat ketiga baru pada tahap badan pesawat dan yang ketiga belum berbentuk, namun pendanaannya sudah dihentikan.

Menurutnya pada zamannya N250 menjadi pesawat paling canggih di kelasnya. Dengan teknologi fly by wire dan kemudahan flight control, N250 memang menjadi ancaman bagi indutri pesawat terbang dunia lainnya.

Dengan dimuseumkan ia berharap masyarakat Indonesia bisa mengenang sejarah besar yang berhasil ditorehkan Habibie sebagai maestro kedirgantaraan yang dimiliki bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement