REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng ke-7, KH Salahuddin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Sholah turut mendoakan Presiden Ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie yang wafat Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB. Di mata Gus Sholah, Habibie merupakan sosok pemimpin yang telah berjasa besar dalam mengatasi krisi di Indonesia.
"Beliau berjasa besar mengatasi krisis pada 1998 dan menaikkan nilai rupiah terhadap dolar secara amat signifikan, juga menurunkan angka inflasi secara signifikan," ujar Gus Sholah saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (11/9) malam.
Selain itu, lanjut dia, Habibie saat itu juga berhasil memulihkan kebebasan pers dan memerdekakan tahanan politik. "Beliau mengilhami jutaan anak muda Indonesia untuk tampil percaya diri menghadapi tantangan global. Beliau mengirim ribuan pemuda Indonesia untuk belajar ke berbagai negara," ucapnya.
Cucu KH Hasyim Asy'ari ini mengatakan, semasa hidupnya Habibie juga mengajari para pemimpin Indonesia tentang etika politik dengan cara menolak diajukan kembali sebagai calon presiden. Karena, saat itu MPR menolak laporan pertanggungjawaban Habibie sebagai presiden.
"Beliau juga mengajar mantan presiden untuk tidak mengritik presiden yang sedang menjabat. Kalau ada saran disampaikan langsung kepada presiden," kata Gus Sholah.
BJ Habibie wafat pada Rabu (11/9) pukul 18.05 setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jalan Abdul Rachman Saleh, Senen, Jakarta Pusat. Putra bungsu Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengungkapkan BJ Habibie wafat karena kondisinya sudah menua. "Memang kemarin kan saya katakan, penyakit gagal jantung yang mengakibatkan karena penuaaan itu memang orang menjadi tua organ-organ itu melemah menjadi tidak kuat lagi," katanya.