REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta nondefinitif Syarif menilai layanan transportasi publik Transjakarta belum optimal menarik minat masyarakat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi menuju transportasi umum. "Belum optimal dan jauh dari yang harapkan. Contoh feeder-nya kurang," kata Syarif di Gedung DPRD Provinsi DKI Jakarta, Selasa (10/9).
Syarif mengatakan, saat menggunakan bus Transjakarta dari daerah Ciracas, Jakarta Timur, dia harus berpindah bus di Cawang dan tiga kali berpindah transportasi publik untuk mencapai kantornya, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Ia menilai hal tersebut tidak efektif untuk pengguna transportasi yang membutuhkan aksesibilitas kendaraan yang mudah.
Oleh karena itu, Syarif berharap Transjakarta dapat membenahi layanannya dengan memperbanyak bus pengumpan (feeder) untuk melayani seluruh masyarakat di DKI Jakarta. Layanan Transjakarta merupakan salah satu transportasi publik yang termasuk dalam angkutan terintegrasi yang digagas oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Kehadiran transportasi publik terintegrasi diharapkan dapat menyukseskan pelaksanaan aturan perluasan ganjil genap yang disahkan Gubernur DKI Jakarta pada hari Jumat (6/9). Melalui transportasi publik yang terintergrasi Dinas Peehubungan DKI Jakarta, dia mengharapkan masyarakat beralih menggunakan kendaraan umum dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo turut menyebutkan Dishub DKI siap menerima saran mengenai layanan transportasi publik untuk mengoptimalkan layanan yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.