Selasa 10 Sep 2019 17:21 WIB

Festival Garis Imaginer Digelar Akhir Pekan Ini

Kontingen pawai budaya tidak cuma diisi penari-penari dari Kabupaten Sleman.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kantor Pemkab Sleman, DIY.
Foto: Wahyu Suryana.
Kantor Pemkab Sleman, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, DIY, akan menggelar kembali Festival Garis Imaginer. Kali ini, walau mengambil beberapa lokasi gelaran itu akan dipusatkan di Museum Gunungapi Merapi (MGM).

Festival Garis Imaginer mengusung tema Mataram Dulu, Kini dan yang akan Datang. Agendanya berupa pawai budaya, festival jathilan, seni unggulan, dan pasar rakyat atau di DIY biasa disebut pasar tiban.

Walau puncaknya berlangsung 13-15 September 2019, rangkaiannya sudah dimulai sejak 11 September 2019. Dimulai dari Sarasehan Budaya yang diisi Kepala Dinas dan Ketua Dewan Kebudayaan Sleman di MGM.

Kemudian, pada 12 September 2019 ada pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Kahyangan yang dibawakan Ki Bayu Sugati. Acara itu akan diselenggarakan di Pulowatu atau Tri Panunggal Rasa.

Setelah itu, mulai Jumat (13/9) siang akan dilaksanakan pentas seni jathilan di Lapangan Bunder dan pagelaran wayang siswa di Pulowatu. Serta, pawai budaya dari Lapangan Bunder menuju Pulowatu.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Aji Wulantara mengatakan, pawai budaya akan dimeriahkan 1.315 penari seni religius. Kontingen pawai budaya tidak cuma diisi penari-penari dari Kabupaten Sleman.

"Kontingen luar daerah dari Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta," kata Aji, Selasa (10/9).

Ia menerangkan, kebudayaan Yogyakarta bersumber dari Kraton Ngayogyakarta dan Pura Pakualaman. Karenanya, Festival Garis Imaginer disebut sangat penting untuk mengenalkan titik-titik penting DIY.

Garis Imaginer merupakan garis lurus yang hubungkan ujung selatan dan ujung utara. Mulai Pantai Selatan, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu Pal Putih, dan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman.

Sudah digelar sejak 2017, Aji berpendapat, Festival Garis Imaginer merupakan bentuk komitmen kuat untuk mempertahankan konsep Garis Imaginer. Sekaligus, dalam rangka memperkokoh keistimewaan DIY.

Ia menilai, Festival Garis Imaginer representasi untuk meneguhkan keistimewaan DIY dalam perspektif Sleman. Tentu, dengan memanfaatkan kiblat utara sebagai bagian dimensi atau Kiblat Papat Lima Pancer.

"Hakekatnya dimaksudkan memberi edukasi masyarakat agar garis yang sifatnya imajinasi diwujudnyatakan dengan perilaku budaya masyarakat yang lebih mengedepankan nilai-nilai mencintai," ujar Aji.

Mulai dari mencintai alam, lingkungan, religiusitas dan harmonisasi dalam seluruh dimensi kehidupan. Melalui gelaran ini, ada cita-cita luhur meneguhkan dan mewujudkan masyarakat yang berbudaya.

Artinya, lanjut Aji, masyarakat yang menjaga tatanan kehidupan yang sawiji, greget, sengguh dan ora mingkuh. Itu sendiri merupakan buah pikiran Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Mulai Sawiji semacam nilai-nilai kepatuhan kepada Tuhan, greget menjadi satu gairah kehidupan, sengguh merupakan keyakinan, serta ora mingkuh yang bisa diartikan sebagai semangat pantang menyerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement