Selasa 10 Sep 2019 15:59 WIB

Polisi Sita Sejumlah Sajam Usai Geledah Asrama di Jayapura

Asrama Rusunawa diduga dijadikan persembunyian para pelaku kericuhan di Papua.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah (Kalteng).di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penanganan teroris Kalimantan Tengah (Kalteng).di Mabes polri, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan polisi menyita sejumlah benda tajam dari Asrama Rusunawa, Distrik Heram, Jayapura, Papua, usai menggeledah asrama tersebut. Barang bukti yang disita diantaranya samurai, parang, sabit, pipa besi, badik, tulang kasuari, ketapel, baju TNI, celana TNI, baju loreng, kampak, balok paku, tombak, tongkat polisi.

Selain itu juga disita bendera KNPB, tas noken bintang kejora, gelang bercorak bintang kejora, helm corak bintang kejora, celana loreng, pisau, anak panah, busur, kelereng. Penyitaan barang bukti itu dilakukan dalam penggeledahan Asrama Rusunawa karena diduga asrama tersebut dijadikan persembunyian para pelaku kericuhan di Papua.

Baca Juga

Penggeledahan yang dipimpin Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav ini turut diawasi oleh Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Rudolf Albert Rodja. Dedi Prasetyo mengatakan, dengan ditemukannya barang bukti senjata tajam di asrama, kuat dugaan bahwa kericuhan di Jayapura pada Kamis 29 Agustus 2019 silam telah direncanakan.

"Pelaku-pelaku kericuhan memang mendesain kerusuhan di Jayapura," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Dedi menyebut asrama tersebut diduga kerap menjadi tempat persembunyian para pelaku pencurian kendaraan bermotor dan menampung hasil kejahatan curanmor. "Pascapenggeledahan, kesiapsiagaaan lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi gangguan keamanan, karena yang bermukim (di asrama) selain dari mahasiswa, ada kelompok pelaku kejahatan dan aktivis separatis sehingga perlu diawasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement