Selasa 10 Sep 2019 10:07 WIB

Mahasiswa Papua Belum Laporan Dugaan Teror Ular

polisi akan mencoba menggali informasi menggunakan perantara-perantara.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Kepala Kepolisian Derah Jawa Timur Irjen Pol. Luki Hermawan
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Kepolisian Derah Jawa Timur Irjen Pol. Luki Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan mengungkapkan, hingga kini belum ada penghuni asrama mahasiswa Papua di Surabaya, yang membuat laporan terkait dugaan teror pelemparan ular. Namun demikian, lanjut Luki, polisi akan mencoba menggali informasi menggunakan perantara-perantara.

Perantara yang dimaksud seperti tokoh Papua, pendeta, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), dan sebagainya. Perantara digunakan lantaran tidak ada yang diperkenankan masuk ke wilayah asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Bahkan polisi yang hendak menyelidiki kasus tersebut pun tidak diperkenankan masuk.

"Komunikasi secara langsung belum bisa. Menggunakan perantara, melalui tokoh Papua yang ada di sini, pendeta, ormas atau LBH. Kami berusaha komunikasi," kata Luki di Surabaya, Selasa (10/9).

Lantaran belum adanya konfirmasi akurat, termasuk dari pihak asrama, Luki mengatakan, dugaan teror itu bisa dikatakan hoaks. Namun, dia menegaskan, apabila ada laporan masuk akan segera diproses. Ia juga meminta barang bukti berupa ular bisa diserahkan ke kantor polisi terdekat.

"Kami sampai saat ini menyatakan bahwa itu hoaks. Karena belum bisa mengkonfirmasi, belum bisa mengetahui. Kalau itu memang ada laporan, kami akan proses. Seperti kasus kemarin yang tadinya provokasi, kita bisa ungkap semuanya dengan bukti-bukti yang kami dapat," ujar Luki.

Untuk antisipasi adanya hal yang tidak diinginkan, Luki menginstruksikan anggotanya patroli 24 jam di sekitar asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Patroli dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya pihak tertentu yang memanfaatkan situasi.

"Anggota di sana menjaga keamanan dari pada warga sekitar, termasuk yang di asrama Kalasan. Jangan sampai ada pihak lain yang memanfaatkan situasi ini. Sehingga situasi semakin tidak kondusif," kata Luki.

Penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan nomor 10 Surabaya mengaku mendapat kiriman karung berisi ular, Senin (9/9) dini hari. Salah satu penghuni asrama, Yoab Orlando membenarkan adanya kiriman karung berisi ular tersebut.

Yoab mengaku ada dua karung yang dilemparkan ke halaman asrama. Satu karung berisi ular piton. Sementara satu karung lainnya berisi tiga ular yang menurut pengakuannya, agresif dan berbisa. Yoab mengaku, telah berusaha menangkap tiga ular tersebut, meski tidak berhasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement